Apa itu Metode HIRARC ?

Apa itu HIRARC (Hierarchy of Hazard Control)?

HIRARC (Hierarchy of Hazard Control) adalah pendekatan sistematis yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan risiko di lingkungan kerja. Metode ini memfokuskan pada hirarki pengendalian bahaya dengan tujuan mengurangi atau menghilangkan bahaya di tempat kerja. Dengan menerapkan HIRARC, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, mencegah kecelakaan dan cedera, serta melindungi kesehatan karyawan.

A. Pengertian HIRARC

Metode HIRARC (Hierarchy of Hazard Control) adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk mengurangi risiko dan meminimalkan bahaya di tempat kerja. HIRARC merupakan singkatan dari Hierarchy of Hazard Control, yang dapat diterjemahkan sebagai Hierarki Pengendalian Bahaya. Pendekatan ini bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi risiko yang terkait dengan berbagai bahaya yang ada di tempat kerja melalui pendekatan yang terstruktur dan bertahap.

HIRARC melibatkan serangkaian langkah yang harus diikuti secara berurutan. Pertama-tama, langkah pertama adalah mengidentifikasi dan memahami semua bahaya yang mungkin ada di tempat kerja. Ini melibatkan pengamatan dan penilaian terhadap peralatan, bahan, proses kerja, lingkungan fisik, dan perilaku manusia yang mungkin menyebabkan bahaya atau risiko.

Setelah bahaya diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi risiko yang terkait dengan setiap bahaya. Evaluasi risiko melibatkan penilaian terhadap tingkat bahaya dan kemungkinan terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat bahaya tersebut. Dalam tahap ini, dapat digunakan berbagai metode penilaian risiko, termasuk analisis statistik, pengumpulan data historis, informasi teknis, dan konsultasi dengan ahli.

Setelah risiko dinilai, langkah berikutnya adalah mengendalikan bahaya yang ada di tempat kerja. HIRARC menggunakan hirarki pengendalian yang terdiri dari lima level pengendalian, yang diurutkan berdasarkan efektivitasnya. Level pengendalian ini termasuk penghapusan (elimination), penggantian (substitution), pengendalian teknik (engineering controls), pengendalian administratif (administrative controls), dan penggunaan perlindungan pribadi (personal protective equipment).

Penghapusan bahaya adalah langkah yang paling efektif dan diutamakan dalam HIRARC. Jika penghapusan tidak memungkinkan, penggantian dengan bahan atau proses yang lebih aman dapat dilakukan. Pengendalian teknik melibatkan penggunaan desain atau perubahan teknis pada peralatan atau tempat kerja untuk mengurangi bahaya. Pengendalian administratif melibatkan pengaturan kebijakan, prosedur kerja, pelatihan, atau pengaturan waktu kerja untuk mengendalikan bahaya. Terakhir, jika semua langkah pengendalian sebelumnya tidak cukup, perlindungan pribadi seperti helm, masker, sarung tangan, atau sepatu keselamatan dapat digunakan.

Dengan menerapkan metode HIRARC, perusahaan dapat mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan risiko yang ada di tempat kerja secara sistematis. Ini membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, mencegah kecelakaan dan cedera, serta melindungi kesehatan karyawan.

Baca juga : Pengenalan Metode HIRARC untuk Manajemen Risiko di Tempat Kerja

B. Komponen HIRARC Terdiri Dari Beberapa Tahapan Yang Harus Diikuti Untuk Mencapai Pengendalian Risiko Yang Efektif.

Setelah tahap evaluasi risiko selesai, langkah selanjutnya dalam HIRARC adalah menerapkan pengendalian risiko yang sesuai. Pengendalian risiko bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko yang telah diidentifikasi dalam tahap sebelumnya. Beberapa strategi umum yang digunakan dalam pengendalian risiko meliputi:

1. Penghapusan (Elimination):

Strategi pengendalian risiko yang paling efektif adalah menghilangkan bahaya sepenuhnya dari tempat kerja. Ini dapat dilakukan dengan mengubah proses kerja, mengganti bahan atau peralatan dengan yang lebih aman, atau mengubah desain tempat kerja. Misalnya, jika suatu bahan kimia sangat berbahaya, dapat dipertimbangkan penggantian dengan bahan yang lebih aman atau eliminasi penggunaan bahan tersebut sama sekali.

2. Penggantian (Substitution):

Jika penghapusan bahaya tidak memungkinkan, strategi pengendalian berikutnya adalah penggantian. Ini melibatkan mengganti bahaya dengan sesuatu yang lebih aman atau kurang berisiko. Misalnya, penggantian bahan kimia berbahaya dengan alternatif yang lebih aman atau penggantian peralatan yang usang atau tidak aman dengan yang lebih baru dan aman.

3. Pengendalian Teknik (Engineering Controls):

Pengendalian teknik melibatkan penggunaan desain teknik atau perubahan fisik pada peralatan atau lingkungan kerja untuk mengurangi bahaya. Contoh pengendalian teknik adalah pemasangan pengaman pada mesin, ventilasi yang efektif untuk mengendalikan paparan bahan kimia, atau isolasi ruang kerja yang berbahaya. Pengendalian teknik bertujuan untuk mengurangi risiko tanpa tergantung pada tindakan individu dan memberikan perlindungan kolektif.

4. Pengendalian Administratif (Administrative Controls):

Pengendalian administratif melibatkan implementasi kebijakan, prosedur kerja, pelatihan, atau pengaturan waktu kerja untuk mengendalikan bahaya. Ini dapat mencakup peraturan keselamatan, pelatihan karyawan tentang tindakan pencegahan, penjadwalan tugas yang memperhitungkan risiko, atau penugasan tugas yang meminimalkan paparan bahaya. Pengendalian administratif bergantung pada kepatuhan dan kesadaran individu serta pengawasan yang efektif.

5. Penggunaan Perlindungan Pribadi (Personal Protective Equipment/PPE):

Jika semua langkah pengendalian sebelumnya tidak memungkinkan untuk menghilangkan atau mengurangi risiko secara memadai, penggunaan perlindungan pribadi dapat digunakan sebagai langkah terakhir. Perlindungan pribadi melibatkan penggunaan alat pelindung diri seperti helm, masker, sarung tangan, sepatu keselamatan, atau pakaian pelindung untuk melindungi karyawan dari bahaya yang tidak dapat dihindari. Pemilihan dan penggunaan yang tepat dari APD harus disertai dengan pelatihan yang memadai dan pemeliharaan yang baik.

6. Dalam penerapan HIRARC

penting untuk mencatat bahwa pengendalian risiko harus dilakukan dengan mempertimbangkan efektivitas, kelayakan, dan tanggung jawab. Tindakan pengendalian risiko harus dipilih berdasarkan tingkat risiko, faktor lingkungan, ketersediaan sumber daya, serta konsultasi dengan ahli dan keterlibatan karyawan. Selain itu, pemantauan dan evaluasi berkala perlu dilakukan untuk memastikan keberhasilan dan efektivitas dari tindakan pengendalian yang diterapkan.

Baca juga : Proses Mendapatkan Sertifikasi Ahli K3 Umum BNSP

C. Manfaat Implementasi HIRARC

Implementasi HIRARC (Hierarchy of Hazard Control) membawa sejumlah manfaat yang signifikan bagi perusahaan dan karyawan. Mari kita menjelajahi manfaat-manfaat tersebut:

1. Penurunan Kecelakaan dan Cedera Kerja:

Implementasi HIRARC secara efektif akan membantu mengurangi angka kecelakaan dan cedera kerja di tempat kerja. Dengan mengidentifikasi bahaya potensial dan mengambil langkah-langkah pengendalian yang sesuai, perusahaan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan yang dapat menyebabkan cedera pada karyawan. Tindakan pencegahan yang tepat, seperti mengganti bahan berbahaya, memperbaiki peralatan yang rusak, atau meningkatkan pelatihan keselamatan, dapat secara signifikan mengurangi risiko kecelakaan dan cedera kerja.

2 . Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi:

Implementasi HIRARC juga berdampak positif pada produktivitas dan efisiensi keseluruhan tempat kerja. Dengan mengurangi risiko kecelakaan dan cedera kerja, perusahaan menghindari gangguan dalam proses kerja yang disebabkan oleh kejadian tidak diinginkan. Karyawan akan merasa lebih aman dan lebih percaya diri dalam bekerja, yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas mereka. Selain itu, dengan mengimplementasikan pengendalian risiko yang efektif, perusahaan dapat mengurangi waktu yang hilang akibat absensi karyawan akibat cedera, perbaikan peralatan, atau penyelidikan insiden.

3 . Kepatuhan Hukum dan Standar Industri:

HIRARC membantu perusahaan mematuhi persyaratan hukum dan standar industri terkait keselamatan kerja. Di banyak yurisdiksi, ada peraturan yang mengharuskan perusahaan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan risiko di tempat kerja. Dengan menerapkan HIRARC, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka memenuhi kewajiban hukum dan mematuhi standar keselamatan yang berlaku. Hal ini membantu melindungi perusahaan dari sanksi hukum dan menjaga reputasi mereka di mata regulator, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya.

4. Peningkatan Kesadaran dan Budaya Keselamatan:

Implementasi HIRARC dapat membangun kesadaran dan budaya keselamatan yang kuat di tempat kerja. Melalui proses identifikasi bahaya, evaluasi risiko, dan pengendalian, karyawan menjadi lebih sadar akan bahaya yang ada dan pentingnya mengambil tindakan pencegahan. Karyawan akan terlibat aktif dalam melaporkan bahaya potensial, mengikuti prosedur keselamatan, dan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman. Dengan demikian, budaya keselamatan yang kuat terbentuk di seluruh organisasi, yang pada akhirnya mengurangi risiko kecelakaan dan cedera.

Implementasi HIRARC membawa manfaat yang signifikan bagi perusahaan dan karyawan, termasuk penurunan kecelakaan dan cedera kerja, peningkatan produktivitas dan efisiensi, kepatuhan hukum dan standar industri, serta peningkatan kesadaran dan budaya keselamatan. Dengan mengadopsi pendekatan yang sistematis dan terstruktur dalam mengelola risiko di tempat kerja, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, sehat, dan produktif.

Baca juga : Safety Briefing atau Toolbox Meeting: Meningkatkan Kesadaran dan Keselamatan di Tempat Kerja

D. Contoh Implementasi  HIRARC

Berikut adalah contoh implementasi HIRARC dalam sebuah industri manufaktur:

1. Identifikasi Bahaya:

Tim keselamatan kerja melakukan audit di area produksi untuk mengidentifikasi bahaya potensial. Mereka mengamati mesin dan peralatan, bahan kimia, proses produksi, dan faktor lingkungan seperti kebisingan atau paparan debu.

Contoh: Mereka menemukan bahwa ada mesin yang tidak memiliki pelindung, bahan kimia yang disimpan secara tidak aman, dan area dengan risiko tergelincir.

2. Evaluasi Risiko:

Setelah bahaya teridentifikasi, tim keselamatan kerja melakukan evaluasi risiko untuk menilai sejauh mana bahaya tersebut dapat berdampak pada karyawan dan lingkungan kerja.

Contoh: Mereka mengevaluasi bahwa mesin tanpa pelindung memiliki risiko tinggi terjadinya kecelakaan serius, bahan kimia yang disimpan secara tidak aman dapat menyebabkan kontaminasi atau kebakaran, dan area dengan risiko tergelincir dapat menyebabkan cedera yang serius.

3. Pengendalian Risiko:

Berdasarkan evaluasi risiko, tim keselamatan kerja mengembangkan dan menerapkan langkah-langkah pengendalian risiko yang sesuai untuk mengurangi risiko atau menghilangkan bahaya.

Contoh: Mereka memasang pelindung pada mesin yang berbahaya, mengatur penyimpanan bahan kimia dengan benar, dan memasang penanda dan pelapis anti selip di area yang berpotensi tergelincir.

4. Monitoring dan Pembaruan:

Langkah terakhir adalah memantau efektivitas langkah-langkah pengendalian risiko yang diimplementasikan dan melakukan pembaruan jika diperlukan.

Contoh: Tim keselamatan kerja melakukan pemantauan secara berkala untuk memastikan bahwa pelindung mesin tetap berfungsi dengan baik, bahan kimia disimpan dengan aman, dan langkah-langkah pencegahan tergelincir masih efektif. Jika ada perubahan dalam proses produksi atau munculnya bahaya baru, HIRARC harus diperbarui sesuai.

Dengan implementasi HIRARC, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, mengurangi risiko kecelakaan atau insiden, meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan karyawan, serta memenuhi persyaratan hukum dan standar keselamatan industri yang berlaku.

 

Kesimpulan

Implementasi HIRARC merupakan suatu proses yang melibatkan langkah-langkah yang terstruktur dan melibatkan semua anggota tim kerja. Berikut adalah narasi mengenai implementasi HIRARC dan tantangan yang mungkin dihadapi:

Perusahaan ABC merupakan perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk elektronik. Mereka menyadari pentingnya keselamatan kerja dan memutuskan untuk mengimplementasikan metode HIRARC untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengurangi risiko di tempat kerja.

Langkah pertama yang diambil oleh perusahaan adalah mengadakan pertemuan dengan tim keselamatan kerja. Tim ini terdiri dari perwakilan dari berbagai departemen seperti produksi, teknik, dan manajemen sumber daya manusia. Tim keselamatan kerja mengidentifikasi bahaya potensial di area produksi, termasuk mesin-mesin yang berbahaya, bahan kimia, dan area kerja yang berisiko.

Setelah bahaya teridentifikasi, tim keselamatan kerja melakukan evaluasi risiko. Mereka menilai sejauh mana bahaya tersebut dapat berdampak pada karyawan dan memahami tingkat risiko yang terkait. Dalam hal ini, mereka mempertimbangkan kemungkinan terjadinya kejadian dan tingkat kerusakan atau cedera yang mungkin terjadi.

Selanjutnya, tim keselamatan kerja mengembangkan langkah-langkah pengendalian risiko yang sesuai. Mereka memasang pelindung pada mesin-mesin berbahaya, menyimpan bahan kimia dengan aman di area yang ditentukan, dan memberikan pelatihan kepada karyawan mengenai tata cara kerja yang aman. Selain itu, mereka juga menyediakan peralatan pelindung diri (APD) yang sesuai untuk karyawan yang bekerja di area dengan risiko tinggi.

Proses HIRARC tidak berhenti di langkah tersebut. Perusahaan ABC menyadari pentingnya pemantauan dan pembaruan berkala. Tim keselamatan kerja melakukan inspeksi rutin untuk memastikan bahwa langkah-langkah pengendalian risiko berfungsi dengan baik dan tidak ada bahaya baru yang muncul. Mereka juga memastikan bahwa semua karyawan terus menerapkan tindakan pencegahan yang telah diajarkan melalui pelatihan.

Namun, dalam mengimplementasikan HIRARC, perusahaan ABC menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan sumber daya. Mereka harus mengalokasikan anggaran dan tenaga kerja yang cukup untuk melaksanakan HIRARC secara efektif. Selain itu, mereka juga menghadapi tantangan dalam hal kesadaran dan pelatihan. Perusahaan menyadari pentingnya memberikan pelatihan yang memadai kepada semua karyawan agar mereka dapat memahami pentingnya keselamatan kerja dan mengerti bagaimana menerapkan HIRARC dengan benar.

Tantangan lainnya adalah perubahan budaya. Perusahaan harus mengubah paradigma dan sikap karyawan agar mereka mengutamakan keselamatan kerja dan menerima pendekatan HIRARC sebagai bagian dari rutinitas kerja mereka. Ini membutuhkan komitmen tinggi dari manajemen dan kontinuitas dalam mempromosikan budaya keselamatan.

Dalam mengatasi tantangan ini, perusahaan ABC mendapatkan dukungan penuh dari manajemen tingkat atas. Mereka menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk implementasi HIRARC, termasuk pelatihan rutin untuk semua karyawan. Perusahaan juga secara aktif mendorong partisipasi aktif dari seluruh anggota tim kerja untuk memastikan keberhasilan implementasi.

Secara bertahap, perusahaan ABC berhasil mencapai lingkungan kerja yang lebih aman dan melindungi karyawan mereka. Melalui implementasi HIRARC, mereka telah mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengurangi risiko di tempat kerja. Budaya keselamatan yang kuat terbentuk di seluruh organisasi, dan karyawan merasa lebih aman dan terlindungi saat bekerja.

TRAINING HIRARC

Rate this post
Anda Mungkin Juga Suka:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Artikel Terkait