Data per Oktober 2015 dari hasil evaluasi yang dilakukan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi pada pelaksanaan proyek fisik Kementerian PUPR di 6 (enam) pulau besar di Indonesia, diantaranya: Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTB dan Bali, serta Papua, perihal tingkat implementasi SMK3 pada proyek-proyek Kementerian PUPR masuk dalam kategori “TIDAK AMAN”.
Dengan 3 (tiga) indikator persentase, diantaranya : 0 – 49 persen termasuk dalam kategori TIDAK AMAN, 50 persen – 75 persen termasuk dalam kategori TIDAK KONSISTEN, 76 – 100 persen termasuk dalam kategori AMAN. Pada prosentase implementasi SMK3 Konstruksi pada proyek masing-masing Ditjen di Kementerian PUPR, diantaranya : SDA, Bina Marga, Cipta Karya, dan Penyediaan Perumahan, didapat bahwa Ditjen SDA mendapatkan persentase tingkat implementasi dengan persentase 30,53 persen, Ditjen Bina Marga dengan persentase 39,47 persen, Ditjen Cipta Karya dengan persentase 22,17 persen, dan Ditjen Penyediaan Perumahan dengan persentase 15,57 persen, semua dalam kategori “TIDAK AMAN”.
Dia juga menyebutkan, Indonesia menjalin kerjasama dengan Korea Selatan, melalui KOICA. Alasannya, Sistem manajemen Keselamatan infrastruktur Korea Selatan tersentralisasi diatur oleh pemerintah pusat. Di Indonesia saat ini khususnya Kementerian PUPR masing-masing Dirjen (SDA, BM, dan CK) membuat sistem masing-masing sehingga tidak ada standarisasi. Dengan sistem yang terintegrasi dan tersentralisasi, dan Korea Selatan adalah Negara yang tidak pernah mengalami kegagalan bangunan fatal dalam 20 tahun terakhir. Beberapa hal yang ingin dirangsang pada acara workshop ini diantaranya terciptanya pangsa pasar konsultan inspeksi, mendapatkan dasar metode inspeksi jembatan, mendapatkan data nasional jembatan, bendungan, dan bangunan secara real time, tersedianya inspektor jembatan, bendungan, dan bangunan, tersedianya penilaian kondisi infrastruktur yang objektif.
Termasuk para tenaga ahli dari Indonesia akan diikutkan dalam training dan workshop, peralatan inspeksi jembatan, dan pelaksanaan inspeksi pada Jembatan Fisabilillah, Batam Sementara itu Direktur Utama Korea Infrastructure Safety Corporation (Kistec) Dong Ju Moon yang bekerjasama dengan Kementerian PUPR melalui KOICA tersebut mengatakan bahwa saat ini kesadaran pemerintah Indonesia tentang pentingnya keamanan dan keselamatan infrastruktur sangat tinggi, oleh sebab itu dirinya berharap perhatian tersebut dapat segera diimplementasikan menjadi suatu tindakan melalui peraturan perundang-undangan. “Kami berharap melalui kerjasama ini kami bisa memberikan kontribusi besar di dalam bidang keamanan infrastruktur karena Indonesia merupakan pusat dari Asia Tenggara,” tutur Moon.
Sumber : liputan6.com