No Comments
Tags: Safety Surabaya

Pengertian Perancah atau Scaffolding dan Jenisnya

Perancah (scaffolding) atau steger merupakan konstruksi pembantu pada pekerjaan bangunan gedung. Perancah dibuat apabila pekerjaan bangunan gedung sudah mencapai ketinggian 2 meter dan tidak dapat dijangkau oleh pekerja. Perancah adalah work platform sementara.

Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain. Di beberapa negara Asia seperti RRC dan Indonesia, bambu masih digunakan sebagai perancah.

 
Scaffolding sendiri terbuat dari pipa – pipa besi yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mempunyai kekuatan untuk menopang beban yang ada di atasnya. Dalam pengerjaan suatu proyek, butuh atau tidaknya penggunaan scaffolding bisa tergantung kepada pemilik proyek. Karena adanya perbedaan antara biaya menggunakan bambu dan scaffolding. Scaffolding digunakan sebagai pengganti bambu dalam membangun suatu proyek. Keuntungan penggunaan scaffolding ini adalah penghematan biaya dan efisiensi waktu pemasangan scaffolding.
 
Scaffolding adalah salah satu alat yang digunakan dalam proyek konstruksi. Dengan kata lain perancah bangunan halaman sementara itu telah dibuat dan digunakan sebagai karya pendukung dalam setiap pekerjaan konstruksi. Penggunaan scaffolding dalam membangun proyek-proyek konstruksi adalah penyebab yang sangat mendominasi kecelakaan kerja di proyek, umumnya jatuh, tergelincir, bahan terlindas dan hancur.

Berdasarkan Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja; Peraturan Menteri Tenaga Kerja no. PER.01 / MEN / 1980 tentang Keselamatan & Kesehatan pada konstruksi bangunan; Menteri Tenaga Kerja dan SKB Menteri Pekerjaan Umum no. Kep 174 / Men / 1986 dan Pedoman No.104 / Kpts / 1986 dan Pelaksanaan Keselamatan selama kegiatan konstruksi situs, itu diperlukan untuk melakukan pelatihan bagi teknisi perancah/scaffolding.

Selain untuk mematuhi peraturan pemerintah, dengan mengikuti pelatihan scaffolding, pekerja dapat memperoleh pengetahuan dasar dan keterampilan untuk perencanaan, persiapan, pemantauan dan memastikan aktivitas dengan menggunakan perancah akan berjalan aman.

Ada tiga type dasar :

  • Supported scaffolds, yaitu platform yang disangga oleh tiang, yang dilengkapi dengan pendukung lain seperti sambungan-sambungan, kaki-kaki, kerangka-kerangka dan outriggers
  • Suspended scaffolds, yaitu platform tergantung dengan tali atau lainnya
  • Aerial Lifts, penopang untuk mengangkat seperti “Man Baskets” atau keranjang manusia

Fungsi Perancah

  • Sebagai tempat untuk bekerja yang aman bagi tukang / pekerja sehingga keselamatan kerja terjamin.
  • Sebagai pelindung bagi pekerja yang lain, seperti pekerja di bawah harus terlindung dari jatuhnya bahan atau alat.

Jenis Perancah

1. Perancah Andang.
Perancah atau andang digunakan pada pekerjaan yang tingginya 2,5 – 3 m. Apabila pekerjaan lebih tinggi maka tidak digunakan andang lagi. Macam – macam perancah andang:
  • Perancah andang kayu cara membuatnya cepat dan dapat dipindah pindahkan. Untuk tinggi perancah tetap tidak dapat disetel. Biasanya pada pekerjaan yang tingginya tidak lebih dari 3 m, untuk pekerjaan lebih tinggi dari 3 m menggunakan perancah tiang. 
 
 
  • Perancah andang bambu dapat dipindah-pindah dan sebagai pengikatnya memakai tali ijuk, karena tali ijuk ini tahan terhadap air, panas dsb. Pada perancah andang bambu ini sudah disetel terlebih dahulu, sehingga tinggi dan panjangnya tidak dapat distel kembali.Biasanya andang bambu dapat dipakai pada ketinggian pekerjaan tidak lebih dari 3 m, mengenai kaki andang bambu ada yang pakai 2 atau 3 pasang.
 
 
  • Perancah besi sangat praktis dan efisien karena pemasangannya mudah dan dapat dipindah-pindahkan.Tinggi perancah besi dapat disetel untuk jarak kaki perancah yang satu dengan yang lain hingga 180 cm dengan tebal papan 3cm.
 
 
2. Perancah Tiang.
Perancah tiang digunakan apabila pekerjaan sudah mencapai diatas 3 m, Perancah tiang bisa dibuat sampai 10 m lebih tergantung dari kebutuhan. Perancah tiang ada 3 macam:
 
a. Perancah tiang dari bambu.
 
Pada umumnya perancah bambu banyak dipakai oleh pekerja di lapangan, baik pada bangunan bertingkat maupun tidak. Alasannya adalah:
  • Bambu mudah didapat, kuat, dan murah.
  • Pemasangan perancah bambu mudah dibongkar dan dapat dipasang kembali tanpa merusak bambu.
  • Bahan pengikatnya pakai tali ijuk.

b. Sistem perancah bambu dengan konsol dari besi.

 
Sistem perancah bambu dengan konsol besi hanya ditahan oleh satu tiang bambu saja, berbeda dengan perancah yang ditahan oleh beberapa tiang.
 
Keuntungannya adalah sbb :
  • Tidak terlalu banyak bambu yang dibutuhkan,
  • Cara pemasangannya lebih cepat daripada perancah bambu,
  • Lebih praktis dan menghemat tempat.
  • Pemasangan konsol dapat dipindah dari tingkat 1 ketingkat diatasnya,
  • Untuk tiang bambu tidak perlu dipotong,
c. Perancah tiang besi atau pipa.
 
Pada perancah tiang dari besi atau pipa alat penyambungnya memakai kopling, untuk penyetelannya lebih cepat dibandingkan  perancah tiang bambu.
 
3. Perancah Besi Beroda
 
Perancah besi beroda ini terbuat dari pipa galvanis. Pada perancah besi beroda dapat dipasang di lapangan atau didalam ruangan. Fungsi rodanya  adalah untuk memindahkan perancah. Pada perancah besi beroda sedikit lain dari perancah yang ada, karena disini bagian-bagian dari tiangnya sudah berbentuk kusen, sehingga penyetelan / pemasangannya lebih mudah dan praktis.
 
4. Perancah Besi tanpa Roda.
 
 
Perancah ini terdiri dari komponen-komponen; Kaki pipa berulir, kusen bangunan, penguat vertikal, tiang sandaran, sambungan pasak, papan panggung, panggung datar, Papan pengaman, tiang sandaran, penutup sandaran, konsol penyambung, penopang, konsol keluar, tiang sandaran tangga, pinggiran tangga, anak tangga, sandaran tangga, dan sandaran dobel.

5. Perancah Menggantung

 
 
 
Pada perancah menggantung digunakan pada pekerjaan pemasangan eternit, pekerjaan finishing pengecatan eternit, plat beton, dst. Jadi perancah menggantung digunakan pada pekerjaan bagian atas saja dan pelaksanaannya perancah digantungkan pada bagian atas bangunan dengan memakai tali atau rantai besi.
 
6. Perancah Frame
 
 
Frame ini biasanya terbuat dari pipa atau tabung logam. Perancah ini dapat disusun sedemikian rupa menjadi satu kesatuan perancah yang tinggi untuk menopang pekerja dalam kegiatan konstruksi berlokasi tinggi.
 
7. Perancah Dolken

Merupakan perancah yang berbahan kayu dolken. Kayu bulat/ dolken Biasanya digunakan untuk tiang-tiang perancah dan ukuran yang biasanya digunakan adalah berdiameter 6 – 10 cm.

 
 
8. Two Point Adjustable Suspension Scaffold
 
 
9. Strip Board One Side Scaffold
 
 
10. Auxiliary Fixtures For Pipe Scaffolding
 
11. Bracket One Side Scaffold
 
 
12. Independent Scaffold
 
  • Suatu perancah dengan dua baris standar jarak 1.2m
  • Mempunyai daya dukung sendiri
  • Satu baris mendukung bagian luar dan bagian dalam dari deck dengan jarak 1.2m hingga 2.4m
  • Balok lintang tidak dipasang ke dinding dari gedung
  • Tetapi tidak berdiri sendiri, ini ditopang oleh struktur gedung
  • Independent scaffold memerlukan ties untuk stabilitas lateral.
  • Tanpa beban vertikal yang dialihkan pada gedung.
  • Pasangan standards yang dihubungkan dengan gedung
  • sejajar horizontal dengan horizontal tubes called ledgers.
  • Ledgers berjarak vertikal pada the working height of 2m.
  • Bagian dalam dan luar dari standar (tiang) dihubungkan dengan dengan transoms.
  • Transoms umumnya dihubungkan dengan dengan standar di atas ledgers.
  • Transoms dapat berjarak dari tiang 250mm untuk menyesuaikan panjang papan.
 
 
13. Birdcage Scaffold
 
 
 
 
  • Terdiri dari dua baris tiang yang semuanya dihubungkan dengan Ledgers, Transoms and Braces
  • Biasanya digunakan pada pemasangan plafon dan pengecatan.
  • Hand rail and toe boards dipasang di bagian luar dari perimeter dari  scaffold platform
14. Access Tower Scaffold
 
 
  • Scaffold yang hanya digunakan untuk access.
  • Digunakan untuk menimbun material atau peralatan tidak diperbolehkan.
  • Dibangun dengan pipa-pipa dan fittings atau berupa modul-modul A-Frames.
  • Terutama digunakan untuk safe access to elevated areas.
  • Access menggunakan tangga atau papan-papan
  • Aluminium steps setiap level.
  • Tidak diperuntukkan sebagai papan kerja.
  • Tergantug dari tingginya access tower umumnya ringan dan digunakan untuk medium duty.
  • Bila lebih dari 15m harus diperhitungkan dan di setujui penanggung jawab.
  • Handrail, mid-rails and kick boards harus dipasang pada setiap level.
  • Tower harus dikencangkan (secured) dengan gedung atau structure setiap dua lift.
  • Tower tidak dapat berdiri sendiri.
  • Pembebanan peralatan or materials menggunakan tower ini tidak praktis.
  • Ladders harus bersandar pada sudut 1-4 lean, not vertical
  • Ladders harus dikencangkan pada top and bottom.

15.  Cantilever Scaffold

 
 
  • Cantilever scaffold ditopangkan atau disangga pada salah satu ujungnya
  • Cantilever scaffold umumnya dibangun dengan pipa (tubular) dan fittings, tetapi sistem lain dari scaffod dapat digunakan juga.
16. Putlog Scaffold
 
 
  • Ditumpu oleh jajaran tiang sebelah dan yang sebelah ditopang oleh gedung, berbeda dari independent scaffold.
  • Jajaran tiang berjarak from 1.5 to 2.1m apart.
  • Scaffold didirikan 1.2 m dari dinding structure
  • Ledgers dipasang pada tiang
  •  
  • Ketinggian Lift 1.8 to 2m.
  • Putlog tubes dipasang (ditempelkan) pada tiang.
  • Panjang pipa (Transoms) 1.5m
17. Suspended Scaffold
 
 
  • Suspended scaffold ditopang dari atas
  • Tidak ada penyangga dari bawah
  • Digunakan pada bukaan yang tinggi
  • Panjang suspended scaffold tidak boleh lebih dari 6m
  • Semua suspended tubes perlu selalu diperiksa safety fittings
  • Digunakan terutama pada tempat di atas air dimana scaffolding tidak dapat dibangunan di atas tanah
18. Mobile Scaffold
 
 
  • Mobile work platform digunakan pekerjaan yang pindah dari satu tempat ke tempat lain
  • Alasnya harus 2 kali lipat tingginya untuk  yang lebih tinggi lebih dari 3 m
  • Tiang-tiangnya dipasang dengan roda
  • Penggunaan ban (berisi angin) tidak diperkenankan
  • Caster wheels harus mempunyai manual brake untuk lock wheels in place.
  • Biasanya menggunakan concrete floors atau hard surfaces untuk mempermudah moveability

contoh mobile scaffold:

  • Castor wheels (roda) harus mempunyai locking brake
  • Jumlah roda tidak dibatasi sesuai kebutuhan
  • Ladder access dapat ditambahkan
  • Plan, side and heel and toe bracing harus dipasang sebagai bagian dari scaffold

Source : //tukangbata.blogspot.com/

ISC Safety School Surabaya menyelenggarakan
Training Basic Scaffolding Sertifikasi Kemnaker RI
pada tanggal 03 – 08 Mei 2018
(Fix Running)

berlokasi di
AMG Tower Lt. 17
Jl. Dukuh Menanggal No. 1 A
Gayungan – Surabaya
Segera Daftarkan diri anda ke Contact Person Kami
Ardy | [email protected] | 08111798354

Rate this post
Anda Mungkin Juga Suka:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Artikel Terkait