Perancah (scaffolding) atau steger merupakan konstruksi pembantu pada pekerjaan bangunan gedung. Perancah dibuat apabila pekerjaan bangunan gedung sudah mencapai ketinggian 2 meter dan tidak dapat dijangkau oleh pekerja. Perancah adalah work platform sementara.
Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain. Di beberapa negara Asia seperti RRC dan Indonesia, bambu masih digunakan sebagai perancah.
Berdasarkan Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja; Peraturan Menteri Tenaga Kerja no. PER.01 / MEN / 1980 tentang Keselamatan & Kesehatan pada konstruksi bangunan; Menteri Tenaga Kerja dan SKB Menteri Pekerjaan Umum no. Kep 174 / Men / 1986 dan Pedoman No.104 / Kpts / 1986 dan Pelaksanaan Keselamatan selama kegiatan konstruksi situs, itu diperlukan untuk melakukan pelatihan bagi teknisi perancah/scaffolding.
Selain untuk mematuhi peraturan pemerintah, dengan mengikuti pelatihan scaffolding, pekerja dapat memperoleh pengetahuan dasar dan keterampilan untuk perencanaan, persiapan, pemantauan dan memastikan aktivitas dengan menggunakan perancah akan berjalan aman.
Ada tiga type dasar :
- Supported scaffolds, yaitu platform yang disangga oleh tiang, yang dilengkapi dengan pendukung lain seperti sambungan-sambungan, kaki-kaki, kerangka-kerangka dan outriggers
- Suspended scaffolds, yaitu platform tergantung dengan tali atau lainnya
- Aerial Lifts, penopang untuk mengangkat seperti “Man Baskets” atau keranjang manusia
Fungsi Perancah
- Sebagai tempat untuk bekerja yang aman bagi tukang / pekerja sehingga keselamatan kerja terjamin.
- Sebagai pelindung bagi pekerja yang lain, seperti pekerja di bawah harus terlindung dari jatuhnya bahan atau alat.
Jenis Perancah
- Perancah andang kayu cara membuatnya cepat dan dapat dipindah pindahkan. Untuk tinggi perancah tetap tidak dapat disetel. Biasanya pada pekerjaan yang tingginya tidak lebih dari 3 m, untuk pekerjaan lebih tinggi dari 3 m menggunakan perancah tiang.
- Perancah andang bambu dapat dipindah-pindah dan sebagai pengikatnya memakai tali ijuk, karena tali ijuk ini tahan terhadap air, panas dsb. Pada perancah andang bambu ini sudah disetel terlebih dahulu, sehingga tinggi dan panjangnya tidak dapat distel kembali.Biasanya andang bambu dapat dipakai pada ketinggian pekerjaan tidak lebih dari 3 m, mengenai kaki andang bambu ada yang pakai 2 atau 3 pasang.
- Perancah besi sangat praktis dan efisien karena pemasangannya mudah dan dapat dipindah-pindahkan.Tinggi perancah besi dapat disetel untuk jarak kaki perancah yang satu dengan yang lain hingga 180 cm dengan tebal papan 3cm.
- Bambu mudah didapat, kuat, dan murah.
- Pemasangan perancah bambu mudah dibongkar dan dapat dipasang kembali tanpa merusak bambu.
- Bahan pengikatnya pakai tali ijuk.
b. Sistem perancah bambu dengan konsol dari besi.
- Tidak terlalu banyak bambu yang dibutuhkan,
- Cara pemasangannya lebih cepat daripada perancah bambu,
- Lebih praktis dan menghemat tempat.
- Pemasangan konsol dapat dipindah dari tingkat 1 ketingkat diatasnya,
- Untuk tiang bambu tidak perlu dipotong,
5. Perancah Menggantung
Merupakan perancah yang berbahan kayu dolken. Kayu bulat/ dolken Biasanya digunakan untuk tiang-tiang perancah dan ukuran yang biasanya digunakan adalah berdiameter 6 – 10 cm.
- Suatu perancah dengan dua baris standar jarak 1.2m
- Mempunyai daya dukung sendiri
- Satu baris mendukung bagian luar dan bagian dalam dari deck dengan jarak 1.2m hingga 2.4m
- Balok lintang tidak dipasang ke dinding dari gedung
- Tetapi tidak berdiri sendiri, ini ditopang oleh struktur gedung
- Independent scaffold memerlukan ties untuk stabilitas lateral.
- Tanpa beban vertikal yang dialihkan pada gedung.
- Pasangan standards yang dihubungkan dengan gedung
- sejajar horizontal dengan horizontal tubes called ledgers.
- Ledgers berjarak vertikal pada the working height of 2m.
- Bagian dalam dan luar dari standar (tiang) dihubungkan dengan dengan transoms.
- Transoms umumnya dihubungkan dengan dengan standar di atas ledgers.
- Transoms dapat berjarak dari tiang 250mm untuk menyesuaikan panjang papan.
- Terdiri dari dua baris tiang yang semuanya dihubungkan dengan Ledgers, Transoms and Braces
- Biasanya digunakan pada pemasangan plafon dan pengecatan.
- Hand rail and toe boards dipasang di bagian luar dari perimeter dari scaffold platform
-
Scaffold yang hanya digunakan untuk access.
- Digunakan untuk menimbun material atau peralatan tidak diperbolehkan.
- Dibangun dengan pipa-pipa dan fittings atau berupa modul-modul A-Frames.
- Terutama digunakan untuk safe access to elevated areas.
- Access menggunakan tangga atau papan-papan
-
Aluminium steps setiap level.
- Tidak diperuntukkan sebagai papan kerja.
- Tergantug dari tingginya access tower umumnya ringan dan digunakan untuk medium duty.
- Bila lebih dari 15m harus diperhitungkan dan di setujui penanggung jawab.
- Handrail, mid-rails and kick boards harus dipasang pada setiap level.
- Tower harus dikencangkan (secured) dengan gedung atau structure setiap dua lift.
- Tower tidak dapat berdiri sendiri.
- Pembebanan peralatan or materials menggunakan tower ini tidak praktis.
- Ladders harus bersandar pada sudut 1-4 lean, not vertical
- Ladders harus dikencangkan pada top and bottom.
15. Cantilever Scaffold
- Cantilever scaffold ditopangkan atau disangga pada salah satu ujungnya
- Cantilever scaffold umumnya dibangun dengan pipa (tubular) dan fittings, tetapi sistem lain dari scaffod dapat digunakan juga.
- Ditumpu oleh jajaran tiang sebelah dan yang sebelah ditopang oleh gedung, berbeda dari independent scaffold.
- Jajaran tiang berjarak from 1.5 to 2.1m apart.
- Scaffold didirikan 1.2 m dari dinding structure
- Ledgers dipasang pada tiang
- Ketinggian Lift 1.8 to 2m.
- Putlog tubes dipasang (ditempelkan) pada tiang.
- Panjang pipa (Transoms) 1.5m
- Suspended scaffold ditopang dari atas
- Tidak ada penyangga dari bawah
- Digunakan pada bukaan yang tinggi
- Panjang suspended scaffold tidak boleh lebih dari 6m
- Semua suspended tubes perlu selalu diperiksa safety fittings
- Digunakan terutama pada tempat di atas air dimana scaffolding tidak dapat dibangunan di atas tanah
- Mobile work platform digunakan pekerjaan yang pindah dari satu tempat ke tempat lain
- Alasnya harus 2 kali lipat tingginya untuk yang lebih tinggi lebih dari 3 m
- Tiang-tiangnya dipasang dengan roda
- Penggunaan ban (berisi angin) tidak diperkenankan
- Caster wheels harus mempunyai manual brake untuk lock wheels in place.
- Biasanya menggunakan concrete floors atau hard surfaces untuk mempermudah moveability
contoh mobile scaffold:
- Castor wheels (roda) harus mempunyai locking brake
- Jumlah roda tidak dibatasi sesuai kebutuhan
- Ladder access dapat ditambahkan
- Plan, side and heel and toe bracing harus dipasang sebagai bagian dari scaffold
Source : //tukangbata.blogspot.com/
ISC Safety School Surabaya menyelenggarakan
Training Basic Scaffolding Sertifikasi Kemnaker RI
pada tanggal 03 – 08 Mei 2018
(Fix Running)
berlokasi di
AMG Tower Lt. 17
Jl. Dukuh Menanggal No. 1 A
Gayungan – Surabaya
Segera Daftarkan diri anda ke Contact Person Kami
Ardy | [email protected] | 08111798354