Pengertian P3K
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah pemberian pertolongan, pengobatan, dan perawatan secara mendadak yang dilaksanakan dalam waktu singkat, cepat, dan tepat sebelum korban dibawa ke poliklinik atau rumah sakit. Prinsip dasar dalam memberikan P3K adalah tetap tenang, berpikir dengan jernih, dan bertindak sesuai dengan prosedur yang benar. Sebagai pedoman bagi penolong, digunakan prinsip PATUT:
- Penolong harus mengamankan dirinya sendiri.
- Amankan korban dari bahaya yang lebih besar.
- Tandai lokasi kecelakaan untuk memperingatkan orang lain.
- Usahakan pengangkutan korban secepatnya ke fasilitas medis.
- Lakukan tindakan P3K secara cepat dan tepat.
P3K untuk Korban yang Pingsan
Jika seseorang pingsan akibat kecelakaan kerja, tindakan pertolongan pertama yang perlu dilakukan adalah:
- Pindahkan korban ke tempat yang teduh, sejuk, dan memiliki udara bersih yang cukup.
- Longgarkan pakaian yang ketat seperti ikat pinggang, kancing baju, celana, dan sepatu.
- Jika korban tidak bernapas dan denyut nadinya tidak terasa, lakukan pernapasan buatan segera.
- Pastikan suhu tubuh korban tetap stabil dengan menggosok bagian ujung jari kaki dan tangan, serta punggung dengan balsam atau menggunakan kompres botol air panas.
- Segera bawa korban ke poliklinik atau rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Baca juga : 6 Jenis Pertolongan Pertama untuk Kecelakaan di Industri Migas
P3K untuk Pasien yang Berhenti Bernapas
Jika seseorang tiba-tiba berhenti bernapas, langkah cepat yang harus dilakukan adalah pemberian napas buatan:
- Letakkan kepala korban dengan posisi dagu mengarah ke atas.
- Tarik rahang hingga mulut korban terbuka.
- Tutup hidung korban dan tempelkan mulut penolong ke mulut korban, kemudian tiup udara ke paru-paru korban.
- Frekuensi tiupan:
- Dewasa: 12 kali per menit.
- Anak-anak: 20 kali per menit.
Baca juga : Risiko Fatal: Pentingnya Mengetahui Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Air
P3K untuk Korban Sengatan Listrik
- Penolong harus berdiri di atas alas yang kering, seperti karet, papan, atau karton.
- Gunakan sarung tangan tahan listrik jika tersedia.
- Gunakan tongkat atau benda kering untuk menjauhkan kabel listrik dari tubuh korban.
- Setelah kontak dengan aliran listrik diputus, segera lakukan napas buatan hingga bantuan medis tiba.
Baca juga : 13 Kesalahan Umum dalam Penanganan Pertolongan Pertama dan Cara Mencegahnya
P3K untuk Luka Iris
- Persiapan: Pastikan tangan dalam keadaan bersih sebelum menangani luka.
- Menghentikan Pendarahan:
- Tekan luka dengan kain bersih atau perban.
- Jika darah banyak keluar, angkat bagian tubuh yang terluka lebih tinggi dari jantung.
- Membersihkan Luka:
- Hilangkan benda asing yang menempel jika memungkinkan.
- Cuci luka dengan air bersih dan sabun, hindari kontak langsung dengan luka terbuka.
- Menutup Luka:
- Oleskan krim antibiotik untuk mencegah infeksi.
- Gunakan perban steril dan ganti setiap hari.
Segera ke dokter jika:
- Luka dalam dan terbuka lebar.
- Luka berada di wajah.
- Luka menunjukkan tanda infeksi (kemerahan, bengkak, keluar cairan, atau menyebabkan demam).
- Korban menunjukkan gejala tetanus.
Baca juga : 15 Profesi yang Wajib Memiliki Pelatihan P3K untuk Menjamin Keselamatan Kerja
P3K untuk Cedera/Keseleo (Sprain)
Sprain adalah cedera pada ligamen akibat gerakan berlebihan. Gejalanya berupa bengkak, nyeri, dan memar. Prinsip penanganan awal adalah RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation):
- Rest (Istirahat): Hindari aktivitas berat dan gunakan alat bantu seperti tongkat.
- Ice (Es): Kompres es pada area cedera selama 20 menit setiap jam.
- Compression (Penekanan): Balut pergelangan dengan perban elastis untuk mencegah pembengkakan.
- Elevation (Peninggian): Posisikan area cedera lebih tinggi dari jantung untuk mengurangi bengkak.
Segera ke dokter jika:
- Nyeri berlebihan dan sendi tidak bisa menahan beban.
- Terdapat memar dan bengkak yang parah.
- Sendi terasa bergeser atau mati rasa.
Baca juga : 15 Topik Pelatihan Keselamatan untuk Tempat Kerja Anda Terbaru 2025
P3K untuk Pasien yang Dehidrasi
Dehidrasi terjadi akibat kekurangan cairan tubuh dan dapat berbahaya jika tidak segera ditangani. Gejala awal dehidrasi meliputi:
- Rasa haus yang berlebihan.
- Kelelahan, lemas, dan lesu.
- Kulit kering dan sulit berkeringat.
- Denyut jantung cepat dan kuat.
Tindakan Pertolongan Pertama:
- Pastikan korban minum cukup air, jus, atau larutan elektrolit.
- Longgarkan pakaian untuk memperbaiki sirkulasi udara.
- Bawa korban ke tempat yang lebih sejuk untuk mencegah penguapan berlebihan.
- Basahi tubuh korban untuk menurunkan suhu tubuh.
Segera cari bantuan medis jika:
- Korban mengalami muntah terus-menerus atau diare parah.
- Kondisi kesadaran menurun.
- Tidak buang air kecil lebih dari 12 jam.
Baca juga : Posisi Mantap (Recovery Position): Cara Aman Menjaga Korban Saat Menunggu Bantuan Medis
Kesimpulan
Pertolongan pertama merupakan tindakan penting dalam menyelamatkan nyawa dan mengurangi dampak cedera sebelum bantuan medis tiba. Dengan memahami prosedur P3K yang benar, kita dapat memberikan pertolongan yang cepat, tepat, dan aman.
Untuk meningkatkan keterampilan dalam menangani keadaan darurat di tempat kerja, Anda dapat mengikuti Pelatihan Petugas P3K dari Synergy Solusi. Program ini akan memberikan pemahaman mendalam mengenai prosedur pertolongan pertama yang efektif.