No Comments
Tags: Artikel, K3 Konstruksi

Sudah kenal dengan Perancah/Scaffolding?

Perancah atau sering kita kenal dengan Scaffolding merupakan konstruksi pembantu pada pekerjaan di bangunan tinggi. Perancah dibuat apabila pekerjaan bangunan mencapai ketinggian 2meter dan tidak dapat dijangkau oleh pekerja tanpa adanya alat bantu. Penggunaan perancah dimaksudkan untuk melindungi pekerja dan mengurangi kecelakaan kerja. Ketika OSHA merevisi standar terkait perancah pada tahun 1996, Biro Tenaga Kerja dan Statistik (BLS) menunjukkan bahwa 25% pekerja yang terluka dalam kecelakaan kerja perancah belum menerima pelatihan bekerja dengan perancah baik untuk level pekerja teknis sebagai teknisi perancah maupun supervisi perancah. Selain itu, 77% perancah tidak dilengkapi dengan pagar pembatas untuk menjaga keamanan pekerja.

Perancah atau Scaffolding adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Biasanya scaffolding berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain. Di beberapa negara Asia seperti RRC dan Indonesia, bambu masih digunakan sebagai perancah.

Fungsi Perancah

  • Sebagai tempat untuk bekerja yang aman bagi tukang / pekerja sehingga keselamatan kerja terjamin.
  • Sebagai pelindung bagi pekerja yang lain, seperti pekerja di bawah harus terlindung dari jatuhnya bahan atau alat.

Perancah sendiri terbuat dari pipa – pipa besi yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mempunyai kekuatan untuk menopang beban yang ada di atasnya. Dalam pengerjaan suatu proyek, butuh atau tidaknya penggunaan perancah bisa tergantung kepada pemilik proyek. Karena adanya perbedaan antara biaya menggunakan bambu dan perancah. Perancah digunakan sebagai pengganti bambu dalam membangun suatu proyek. Keuntungan penggunaan perancah ini adalah penghematan biaya dan efisiensi waktu pemasangan perancah.

Ada tiga type dasar:

  • Supported scaffolds, yaitu platform yang disangga oleh tiang, yang dilengkapi dengan pendukung lain seperti sambungan-sambungan, kaki-kaki, kerangka-kerangka dan outriggers
  • Suspended scaffolds, yaitu platform tergantung dengan tali atau lainnya
  • Aerial Lifts, penopang untuk mengangkat seperti “Man Baskets” atau keranjang manusia

Jenis Perancah

  1. Perancah Andang.

Perancah andang digunakan pada pekerjaan yang tingginya 2,5–3m. Apabila pekerjaan lebih tinggi maka tidak digunakan andang lagi. Macam-macam Perancah andang:

  • Perancah andang kayu cara membuatnya cepat dan dapat dipindah pindahkan. Untuk tinggi perancah tetap tidak dapat disetel. Biasanya pada pekerjaan yang tingginya tidak lebih dari 3m, untuk pekerjaan lebih tinggi dari 3m menggunakan perancah tiang.

Jenis perancah ini dapat dipindah-pindah dan sebagai pengikatnya memakai tali ijuk, karena tali ijuk ini tahan terhadap air, panas dsb. Pada perancah andang bambu ini sudah disetel terlebih dahulu, sehingga tinggi dan panjangnya tidak dapat distel kembali. Biasanya andang bambu dapat dipakai pada ketinggian pekerjaan tidak lebih dari 3 m, mengenai kaki andang bambu ada yang pakai 2 atau 3 pasang.

  • Perancah besi sangat praktis dan efisien karena pemasangannya mudah dan dapat dipindah-pindahkan. Tinggi perancah besi dapat disetel untuk jarak kaki perancah yang satu dengan yang lain hingga 180 cm dengan tebal papan 3cm.

2. Perancah Tiang

Perancah tiang digunakan apabila pekerjaan sudah mencapai diatas 3 m, jenis perancah ini bisa dibuat sampai 10 m lebih tergantung dari kebutuhan. Perancah tiang ada 3 macam:

  1. Perancah tiang dari bambu.

Pada umumnya perancah bambu banyak dipakai oleh pekerja di lapangan, baik pada bangunan bertingkat maupun tidak. Alasannya adalah:

  • Bambu mudah didapat, kuat, dan murah.
  • Pemasangan perancah bambu mudah dibongkar dan dapat dipasang kembali tanpa merusak bambu.
  • Bahan pengikatnya pakai tali ijuk.

b. Sistem perancah bambu dengan konsol dari besi.

Sistem perancah bambu dengan konsol besi hanya ditahan oleh satu tiang bambu saja, berbeda dengan perancah yang ditahan oleh beberapa tiang.

Keuntungannya adalah sbb :

  • Tidak terlalu banyak bambu yang dibutuhkan,
  • Cara pemasangannya lebih cepat daripada perancah bambu,
  • Lebih praktis dan menghemat tempat.
  • Pemasangan konsol dapat dipindah dari tingkat 1 ketingkat diatasnya,
  • Untuk tiang bambu tidak perlu dipotong,

c. Perancah tiang besi atau pipa.

Pada perancah tiang dari besi atau pipa alat penyambungnya memakai kopling, untuk penyetelannya lebih cepat dibandingkan perancah tiang bambu.

  1. Perancah Besi Beroda

Perancah besi beroda ini terbuat dari pipa galvanis. Jenis perancah besi beroda dapat dipasang di lapangan atau didalam ruangan. Fungsi rodanya  adalah untuk memindahkan perancah. Pada perancah besi beroda sedikit lain dari perancah yang ada, karena disini bagian-bagian dari tiangnya sudah berbentuk kusen, sehingga penyetelan / pemasangannya lebih mudah dan praktis.

  1. Perancah Besi tanpa Roda.

Jenis perancah terdiri dari komponen-komponen; Kaki pipa berulir, kusen bangunan, penguat vertikal, tiang sandaran, sambungan pasak, papan panggung, panggung datar, Papan pengaman, tiang sandaran, penutup sandaran, konsol penyambung, penopang, konsol keluar, tiang sandaran tangga, pinggiran tangga, anak tangga, sandaran tangga, dan sandaran dobel.

  1. Perancah Menggantung

Pada perancah menggantung digunakan pada pekerjaan pemasangan eternit, pekerjaan finishing pengecatan eternit, plat beton, dst. Jadi perancah menggantung digunakan pada pekerjaan bagian atas saja dan pelaksanaannya perancah digantungkan pada bagian atas bangunan dengan memakai tali atau rantai besi.

  1. Perancah Frame

Frame ini biasanya terbuat dari pipa atau tabung logam. Perancah ini dapat disusun sedemikian rupa menjadi satu kesatuan perancah yang tinggi untuk menopang pekerja dalam kegiatan konstruksi berlokasi tinggi.

  1. Perancah Dolken

Merupakan perancah yang berbahan kayu dolken. Kayu bulat/ dolken Biasanya digunakan untuk tiang-tiang perancah dan ukuran yang biasanya digunakan adalah berdiameter 6 – 10 cm.

  1. Two Point Adjustable Suspension Scaffold

  1. Strip Board One Side Scaffold

  1. Auxiliary Fixtures For Pipe Perancah

  1. Bracket One Side Scaffold

  1. Independent Scaffold

  • Suatu perancah dengan dua baris standar jarak 1.2m
  • Mempunyai daya dukung sendiri
  • Satu baris mendukung bagian luar dan bagian dalam dari deck dengan jarak 1.2m hingga 2.4m
  • Balok lintang tidak dipasang ke dinding dari gedung
  • Tetapi tidak berdiri sendiri, ini ditopang oleh struktur gedung
  •  
  • Independent scaffold memerlukan ties untuk stabilitas lateral.
  • Tanpa beban vertikal yang dialihkan pada gedung.
  • Pasangan standards yang dihubungkan dengan gedung
  • sejajar horizontal dengan horizontal tubes called ledgers.
  • Ledgers berjarak vertikal pada the working height of 2m.
  •  
  • Bagian dalam dan luar dari standar (tiang) dihubungkan dengan dengan transoms.
  • Transoms umumnya dihubungkan dengan dengan standar di atas ledgers.
  • Transoms dapat berjarak dari tiang 250mm untuk menyesuaikan panjang papan.

  1. Birdcage Scaffold

  • Terdiri dari dua baris tiang yang semuanya dihubungkan dengan Ledgers, Transoms and Braces
  • Biasanya digunakan pada pemasangan plafon dan pengecatan.
  • Hand rail and toe boards dipasang di bagian luar dari perimeter dari  scaffold platform
  1. Access Tower Scaffold

  • Perancah yang hanya digunakan untuk access.
  • Digunakan untuk menimbun material atau peralatan tidak diperbolehkan.
  • Dibangun dengan pipa-pipa dan fittings atau berupa modul-modul A-Frames.
  • Terutama digunakan untuk safe access to elevated areas.
  • Akses menggunakan tangga atau papan-papan
  • Aluminium step setiap level.
  • Tidak diperuntukkan sebagai papan kerja.
  • Tergantug dari tingginya access tower umumnya ringan dan digunakan untuk medium duty.
  • Bila lebih dari 15m harus diperhitungkan dan di setujui penanggung jawab.
  • Handrail, mid-rails and kick boards harus dipasang pada setiap level.
  • Tower harus dikencangkan (secured) dengan gedung atau structure setiap dua lift.
  • Tower tidak dapat berdiri sendiri.
  • Pembebanan peralatan or materials menggunakan tower ini tidak praktis.
  • Ladders harus bersandar pada sudut 1-4 lean, not vertical
  • Ladders harus dikencangkan pada top and bottom.

    • Cantilever scaffold ditopangkan atau disangga pada salah satu ujungnya
    • Cantilever scaffold umumnya dibangun dengan pipa (tubular) dan fittings, tetapi sistem lain dari scaffod dapat digunakan juga.
    1. Putlog Scaffold

  • Ditumpu oleh jajaran tiang sebelah dan yang sebelah ditopang oleh gedung, berbeda dari independent scaffold.
  • Jajaran tiang berjarak from 1.5 to 2.1m apart.
  • Scaffold didirikan 1.2 m dari dinding structure
  • Ledgers dipasang pada tiang
  •  
  • Ketinggian Lift 1.8 to 2m.
  • Putlog tubes dipasang (ditempelkan) pada tiang.
  • Panjang pipa (Transoms) 1.5m
  1. Suspended Scaffold

  • Suspended scaffold ditopang dari atas
  • Tidak ada penyangga dari bawah
  • Digunakan pada bukaan yang tinggi
  • Panjang suspended scaffold tidak boleh lebih dari 6m
  • Semua suspended tubes perlu selalu diperiksa safety fittings
  • Digunakan terutama pada tempat di atas air dimana perancah tidak dapat dibangunan di atas tanah
  1. Mobile Scaffold

  • Mobile work platform digunakan pekerjaan yang pindah dari satu tempat ke tempat lain
  • Alasnya harus 2 kali lipat tingginya untuk  yang lebih tinggi lebih dari 3 m
  • Tiang-tiangnya dipasang dengan roda
  • Penggunaan ban (berisi angin) tidak diperkenankan
  • Caster wheels harus mempunyai manual brake untuk lock wheels in place.
  • Biasanya menggunakan concrete floors atau hard surfaces untuk mempermudah moveability

contoh mobile perancah:

Penggunaan perancah yang cukup krusial pada kegiatan yang berlangsung terutama di proyek konstruksi memerlukan pantauan khusus dari aspek K3. Agar Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam penggunaan perancah ini dapat terjaga, maka selain penerapan K3 di proyek konstruksi, dibutuhkan pula pengawas yang bertanggung jawab atas penerapan K3 di proyek tersebut. Setiap orang yang bertugas menyusun perancah, wajib memiliki kompetensi sebagai seorang teknisi perancah, orang yang bekerja di atas perancah juga harus memiliki kompetensi bekerja di ketinggian. Sementara mereka yang bertugas mengawasi pemasangan perancah dan pekerjaan yang menggunakan perancah juga harus memiliki kompetensi sebagai seorang pengawas atau supervisi perancah. Synergy Solusi member of Proxsis Group membantu perusahaan dalam mengembangkan Sistem Manajemen K3 dalam penerapan K3 di proyek konstruksi dan peningkatkan kompetensi melalui pendampingan konsultasi serta program pembinaan bersertifikasi Kemnaker RI.

 

sumber: www.oshatrain.org

 

 

Rate this post
Anda Mungkin Juga Suka:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Artikel Terkait