Setiap detik sangat berarti ketika kebakaran terjadi di lokasi kerja. Tanpa latihan terarah, reaksi spontan karyawan cenderung kacau dan justru memperbesar risiko korban jiwa maupun kerugian aset.
Kesadaran inilah yang membuat fire drill menjadi komponen wajib dalam program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan penanganan keadaan darurat. Melalui simulasi terencana, perusahaan memvalidasi kehandalan alarm, jalur evakuasi, dan koordinasi tim darurat sebelum musibah sungguhan terjadi.
Dalam artikel ini akan membahas secara lengkap bagaimana skenario Tanggap Darurat (Fire Drill) di perusahaan.
Apa Itu Emergency Response Plan (ERP)?
Banyak organisasi mengira daftar nomor telepon darurat sudah cukup, padahal mereka memerlukan kerangka kerja terpadu. ERP menjawab kebutuhan tersebut dengan menyatukan prosedur teknis, struktur komando, dan rencana pemulihan bisnis dalam satu dokumen hidup.
Secara rinci, ERP memetakan jenis bahaya prioritas, menetapkan tugas peran (Incident Commander, Warden, P3K, dan sebagainya), menetapkan jalur komunikasi ke pemangku kepentingan eksternal, hingga mendefinisikan ambang batas aktivasi tanggap darurat. Revisi berkala dan drill rutin memastikan dokumen ini selalu relevan seiring perubahan fasilitas, teknologi, dan personel.
Baca juga : Cara Menghadapi Situasi Darurat dengan Teknologi ERP
Pentingnya Emergency Response Plan
Sebelum menyusun skenario fire drill, pekerja perlu memahami mengapa ERP krusial. Tanpa ERP, perusahaan hanya bersandar pada improvisasi ketika krisis, sebuah strategi yang mahal dan berisiko tinggi. Dengan ERP, organisasi mengganti kepanikan dengan prosedur yang teruji.
- Melindungi Nyawa & Lingkungan
Prosedur evakuasi terstruktur memperkecil peluang korban jiwa serta mengurangi potensi polusi (asap, limbah kimia) ke lingkungan sekitar.
- Mengurangi Kerugian Aset & Downtime
Deteksi dini, isolasi energi, dan reaksi terarah mengurangi radius kerusakan serta mempercepat restart produksi.
- Memenuhi Regulasi & Standar Audit
Kepatuhan pada PP 50/2012, ISO 45001, NFPA 600, dan standar pelanggan global memerlukan ERP terdokumentasi dan diuji.
- Membangun Kepercayaan Pekerja & Mitra Bisnis
Karyawan merasa aman; klien dan insurer memandang perusahaan lebih layak dipercaya karena risiko sudah dimitigasi.
- Landasan Continuous Improvement
Evaluasi drill menghasilkan data kinerja (waktu evakuasi, tingkat kepatuhan) yang menjadi masukan peningkatan SOP dan investasi teknologi.
Baca juga : Inovasi ERP dan ERT: Teknologi Terkini untuk Tingkatkan Kinerja dan Respons Darurat Perusahaan
Implementasi Skenario Tanggap Darurat (Fire Drill) di Perusahaan
1. Mekanisme / Sistem Tanggap Darurat
Perusahaan menerapkan hierarki deteksi berlapis: sensor panas & asap → panel FACP → alarm lokal → notifikasi massal via PA, strobo, dan blast pesan seluler. Panel juga terintegrasi ke clean-agent suppression di ruang listrik kritis dan deluge system pada area penampungan bahan bakar.
Redundansi catu daya UPS memastikan alarm tetap berfungsi saat pemadaman. Seluruh perangkat diuji mingguan dengan lamp test dan inspeksi visual untuk memastikan kesiapan 24/7.
2. Rencana Tanggap Darurat
Struktur komando mengikuti paradigma Incident Command System (ICS). Incident Commander (IC) dari divisi HSE dibantu Evacuation Warden per lantai, First Aid Team bersertifikat, serta Utility Shutdown Crew yang berwenang memutus aliran listrik dan gas.
Dokumen ERP mencakup peta jalur evakuasi berstandar ISO 7010, daftar APAR & hydrant dengan kode lokasi, titik kumpul primer/sekunder, hingga prosedur pemindahan data server ke lokasi disaster-recovery. Semua file digital disimpan di server awan dan kios info K3.
3. Penanggulangan Tanggap Darurat
Begitu sirine berkumandang, Evacuation Warden memandu pekerja ke tangga darurat terdekat, memastikan tak ada yang tertinggal di toilet atau ruang arsip. Tim utilitas mengeksekusi prosedur LoTo untuk mengisolasi panel utama dalam ≤90 detik.
Di muster point, IC melakukan roll-call via aplikasi mobile safety. Data real-time menampilkan siapa yang masih berada di area merah. Petugas P3K melakukan triase korban lalu menyiapkan evakuasi medis. Koordinasi langsung dengan pemadam kebakaran dilakukan via frekuensi radio trunking terdedikasi.
Baca juga : 15 Hal Penting Perencanaan Tanggap Darurat, Ini Pekerja yang Wajib Tahu
Contoh Penerapan Skenario Tanggap Darurat Fire Drill
Pelatihan dan simulasi tanggap darurat tidak hanya sekadar formalitas tahunan, tetapi menjadi tolok ukur sejauh mana kesiapan perusahaan dalam menghadapi keadaan darurat yang sesungguhnya.
Salah satu cara terbaik untuk menguji kesiapan ini adalah melalui pelaksanaan fire drill atau simulasi kebakaran secara sistematis. Kegiatan ini dilakukan dengan memperagakan prosedur evakuasi, pemadaman awal, serta koordinasi antar tim tanggap darurat sesuai skenario yang telah ditentukan.
Contoh skenario dapat kita pelajari dari kegiatan fire drill yang dilaksanakan oleh PT Multi Hanna Kreasindo pada tahun 2022. Fire drill ini disimulasikan untuk menghadapi skenario kebakaran di area penyimpanan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), yang memang merupakan salah satu area dengan risiko tinggi di perusahaan pengelolaan limbah.
Dalam pelaksanaannya, skenario ini dijalankan secara terkoordinasi dan menyeluruh dengan melibatkan seluruh departemen dan stakeholder internal perusahaan. Berikut rincian tahapan pelaksanaan skenario fire drill tersebut:
1. Aktivasi Alarm dan Komando Evakuasi
Simulasi dimulai saat sistem deteksi asap di area gudang limbah B3 mendeteksi adanya ‘asap’ pada pukul 10:07 WIB. Detektor otomatis kemudian memicu alarm kebakaran yang langsung terdengar di seluruh area fasilitas. Tak lama setelah itu, sistem Public Address (PA) perusahaan mengumumkan kode evakuasi, “Code Red – All personnel evacuate immediately”, sebagai sinyal bahwa seluruh karyawan harus segera mengosongkan gedung dan menuju titik kumpul yang telah ditentukan.
2. Proses Evakuasi Massal
Sebanyak 75 orang karyawan dari berbagai divisi mulai bergerak menuju jalur evakuasi terdekat sesuai dengan peta evakuasi yang telah disosialisasikan sebelumnya. Selama proses evakuasi, tim Evacuation Warden bertugas memastikan tidak ada karyawan yang tertinggal, termasuk di toilet, ruang rapat, dan area-area tersembunyi. Warden juga memandu karyawan untuk tidak panik dan berjalan cepat namun tertib.
Durasi waktu evakuasi dihitung sejak alarm dibunyikan hingga seluruh karyawan mencapai titik kumpul (muster point). Berdasarkan catatan tim tanggap darurat, waktu total yang dibutuhkan untuk evakuasi dan roll-call adalah 3 menit 45 detik—angka ini berada dalam standar waktu ideal untuk evakuasi fasilitas industri menengah.
3. Pemadaman Awal dan Simulasi Penanganan Kebakaran
Sementara proses evakuasi berlangsung, tim pemadam internal melakukan simulasi pemadaman kebakaran menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) jenis CO₂ dan powder yang tersedia di sekitar area gudang. Pemadaman ini dilakukan terhadap sumber api buatan yang menjadi titik awal kebakaran dalam skenario. Tidak lama kemudian, pemadam kebakaran dari Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bekasi tiba di lokasi untuk melakukan mock support dan mengendalikan penyebaran ‘api’.
Simulasi ini mencakup upaya pengamanan aset di sekitar sumber api, pengamanan dokumen penting, dan pengujian sistem hydrant gedung. Koordinasi antara tim internal dengan petugas Damkar dilakukan menggunakan radio komunikasi untuk meniru situasi darurat yang sebenarnya.
4. Pertolongan Pertama dan Evaluasi Pasca-Evakuasi
Sebagai bagian dari simulasi, dua karyawan ditunjuk sebagai korban untuk memberikan simulasi pertolongan pertama akibat ‘heat stroke’ dan luka ringan karena terkena puing. Tim P3K internal melakukan triase awal, pertolongan, dan pemindahan ke tenda medis sementara yang disiapkan di muster point.
Setelah semua rangkaian simulasi selesai, dilakukan sesi after-action review (AAR) yang mencakup evaluasi peran masing-masing tim, kendala yang dihadapi, dan identifikasi perbaikan. Salah satu catatan penting dari evaluasi tersebut adalah matinya satu unit lampu darurat di koridor 2 serta macetnya salah satu pintu bar-latch di tangga darurat. Kedua temuan ini ditindaklanjuti dan diperbaiki dalam waktu 48 jam setelah simulasi dilakukan.
5. Hasil dan Pembelajaran
Pelaksanaan fire drill tersebut berhasil mencatat skor evaluasi ERP internal sebesar 91%, naik dari pelatihan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 82%. Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa perencanaan tanggap darurat bukan hanya teori di atas kertas, tetapi dapat dijalankan secara nyata dan efektif ketika dilatih secara berkala. Karyawan menjadi lebih memahami peran masing-masing, mengenali jalur evakuasi, serta dapat bereaksi lebih tenang saat menghadapi situasi kritis.
Perusahaan yang secara rutin menggelar latihan tanggap darurat menunjukkan komitmen nyata dalam membangun budaya K3 yang proaktif dan berbasis pencegahan. Fire drill bukan hanya tentang memenuhi regulasi, tetapi juga membangun kepercayaan seluruh pihak—karyawan, manajemen, hingga pemangku kepentingan eksternal.
Baca juga : Simulasi dan Latihan ERT dalam Situasi Darurat dan Keadaan Tak Terduga
Training Emergency Response Plan
Di tengah dinamika dunia industri dan bisnis saat ini, kesiapan menghadapi keadaan darurat menjadi faktor krusial yang menentukan keselamatan jiwa, keberlangsungan operasional, dan perlindungan aset. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Indonesia Safety Center melalui Safety School menyelenggarakan Training Emergency Response Plan (ERP) – program pelatihan komprehensif untuk membentuk sistem tanggap darurat yang efektif, terstruktur, dan sesuai regulasi.
Apa Itu Emergency Response Plan?
Emergency Response Plan (ERP) adalah rencana sistematis yang dirancang untuk merespons berbagai insiden darurat—baik kebakaran, ledakan, tumpahan bahan kimia, hingga bencana alam—dengan cepat dan tepat. ERP membantu organisasi meminimalkan dampak kerugian serta memastikan keselamatan karyawan dan lingkungan kerja.
Mengapa Training ERP Ini Penting?
- Sesuai Regulasi Nasional & Standar Internasional
- Meningkatkan kesiapan organisasi dalam menghadapi insiden
- Membentuk tim tanggap darurat yang andal dan sigap
- Mendukung sertifikasi K3 dan audit kepatuhan perusahaan
Materi Pelatihan:
- Konsep Dasar Emergency Response
- Penilaian Risiko & Identifikasi Potensi Bahaya
- Penyusunan Prosedur Tanggap Darurat
- Peran Tim ERT (Emergency Response Team)
- Simulasi Evakuasi & Komunikasi Darurat
- Dokumentasi dan Evaluasi Pasca Insiden
- Studi Kasus dan Latihan Lapangan
Daftar Sekarang untuk mengoptimalkan penerapan Emergency Response Plan di perusahaan Anda, agar lebih siap dalam menghadapi berbagai kondisi keadaan darurat yang dapat mengganggu. Pelajari silabusnya di sini.
FAQ: Skenario Tanggap Darurat (Fire Drill) di Perusahaan
- Apa itu Emergency Response Plan (ERP)?
ERP adalah rencana sistematis yang dirancang untuk merespons berbagai insiden darurat seperti kebakaran, ledakan, tumpahan bahan kimia, hingga bencana alam. Rencana ini membantu meminimalkan dampak kerugian serta memastikan keselamatan karyawan dan lingkungan kerja. - Mengapa ERP penting untuk perusahaan?
ERP melindungi nyawa dan aset, mengurangi kerugian akibat insiden, memenuhi regulasi keselamatan, dan membangun kepercayaan pekerja dan mitra bisnis. ERP juga mendukung evaluasi berkelanjutan untuk meningkatkan kesiapan tanggap darurat perusahaan. - Apa saja tahapan dalam skenario fire drill?
Tahapan fire drill meliputi aktivasi alarm, evakuasi massal, pemadaman awal, penanggulangan kebakaran, pertolongan pertama, dan evaluasi pasca-evakuasi. Proses ini dilakukan untuk menguji kesiapan dan koordinasi antar tim dalam menghadapi keadaan darurat. - Bagaimana mekanisme sistem tanggap darurat diterapkan di perusahaan?
Mekanisme melibatkan deteksi berlapis (sensor panas, alarm lokal, notifikasi massal), serta sistem catu daya cadangan untuk memastikan alarm tetap berfungsi. Semua perangkat diuji rutin untuk memastikan kesiapan 24/7. - Apa yang dilakukan dalam proses evakuasi selama fire drill?
Tim Evacuation Warden memastikan seluruh karyawan mengikuti jalur evakuasi terdekat dengan tertib dan aman. Waktu evakuasi dihitung sejak alarm berbunyi hingga karyawan mencapai titik kumpul. Seluruh proses dipandu untuk mencegah panik. - Apa yang harus dilakukan setelah fire drill selesai?
Setelah simulasi, dilakukan evaluasi (after-action review) untuk menilai kinerja tim, kendala yang dihadapi, dan perbaikan yang diperlukan. Temuan penting seperti kerusakan perangkat atau kebocoran prosedur akan segera ditindaklanjuti. - Mengapa pelatihan ERP penting untuk perusahaan?
Pelatihan ERP membantu membentuk tim tanggap darurat yang andal, meningkatkan kesiapan organisasi, serta memastikan perusahaan mematuhi standar regulasi nasional dan internasional. Pelatihan ini juga meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan terhadap perusahaan. - Apa saja materi yang diajarkan dalam Training Emergency Response Plan (ERP)?
Materi pelatihan meliputi konsep dasar ERP, penilaian risiko, prosedur tanggap darurat, peran tim ERT, simulasi evakuasi, komunikasi darurat, serta dokumentasi dan evaluasi pasca-insiden. - Bagaimana cara mengikuti Training ERP?
Pelatihan ERP dapat diikuti melalui program yang diselenggarakan oleh Indonesia Safety Center melalui Safety School. Pelatihan ini memberikan wawasan komprehensif untuk mengoptimalkan penerapan ERP di perusahaan. - Apa manfaat dari fire drill dan ERP dalam perusahaan?
Fire drill dan ERP membantu perusahaan memitigasi risiko kecelakaan kerja, meminimalkan kerugian, dan mempercepat proses pemulihan pasca-insiden. Selain itu, juga meningkatkan rasa aman di kalangan karyawan dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi keselamatan kerja.