No Comments
Tags: ISO and SMK3

Risk Engineering Perspektif ISO 31000

Risk Engineering Perspektif ISO 31000
Risk Engineering Perspektif ISO 31000

Akhir-akhir ini banyak ditemukan penggunaan istilah Risk Engineering terutama di beberapa Negara yang penerapan manajemen risiko mereka sudah cukup maju. Berbagai kisah sukses penerapan Risk Engineering juga menghiasi beberapa majalah pengetahuan yang berkaitan dengan manajemen risiko,

dan banyak di antaranya adalah kisah sukses Risk Engineering baik dalam konteks penerapan proyek-proyek besar maupun dalam konteks penerapan manajemen risiko operasional di berbagai perusahaan.

Apakah Risk Engineering tersebut? Apakah memang suatu hal yang sangat baru? Bila dilihat dari perspektif penerapan manajemen risiko berbasis ISO31000: Standar Manajemen Risiko sebetulnya Risk Engineering bukan sesuatu yang baru dan terpisah.

Risk Engineering dalam konteks standar ISO 31000 adalah salah satu bagian dari proses pengelolaan risiko yaitu Risk Assessment yang terdiri dari Risk Identification, Risk Analysis, dan Risk Evaluation. Dalam hal ini, Risk Engineering adalah suatu bentuk pendekatan tertentu dari Risk Analysis dalam ISO 31000.

Apa ciri suatu Risk Analysis bisa disebut sebagai suatu Risk Engineering? Banyak jawaban canggih dan panjang lebar yang tersedia di berbagai literatur, tetapi pemahaman praktis dan paling mendasar adalah sangat sederhana yaitu:‘Risk Engineering’ adalah Risk Analysis yang menggunakan metodologi-metodologi Engineering dalam pelaksanaannya’.

Memang tidak akan ditemukan kata Risk Engineering dalam dokumen ISO 31000 karena dokumen tersebut konsisten menggunakan kata Risk Analysis untuk segala bentuk langkah-langkah analisis risiko yang diperlukan. Tetapi bila kita membuka dokumen rujukan pelengkapnya yaitu ISO 31000 : Teknik-Teknik Asesmen Risiko, akan ditemukan cukup banyak metodologi-metodologi Engineering yang dapat digunakan sebagai teknik asesmen risiko termasuk dalam langkah analisis risiko.

Penggunaan Risk Engineering umumnya relevan bagi perusahaan-perusahaan yang aktivitas operasional mereka berskala besar dan kompleks serta sarat dengan kebutuhan akan pendekatan kuantitatif secara mendalam, misal perusahaan-perusahaan pembangkit tenaga listrik, petrochemical, Konstruksi, dan lain sebagainya. Selain itu, Risk Engineering juga sangat dibutuhkan dalam mengelola risiko proyek-proyek besar yang membutuhkan keterpaduan antar satu aktivitas proyek dengan proyek lainnya.

Risk Engineering akan memberikan hasil analisis risiko sangat terukur sehingga dapat memberikan manfaat langsung bagi organisasi dalam pengelolaan risiko lebih lanjut, misal meminimalkan ‘down-time’ di pabrik atau menghilangkan inefisiensi di rantai-nilai secara keseluruhan.

Dengan tingkat keterukuran yang akurat, penanganan risiko juga akan lebih mudah dan kongkrit sehingga dapat meningkatkan kinerja operasional organisasi perusahaan dan pada saat yang sama akan mengurangi biaya pengelolaan risiko mereka secara keseluruhan.
Mari kita lihat sekarang kebutuhan di organisasi kita masing-masing. Tidak ada salahnya belajar menggunakan pendekatan Risk Engineering untuk proses-proses yang sederhana dahulu dengan menggunakan beberapa metodologi engineering yang ada di ISO31000: Teknik-Teknik Asesmen Risiko misal FMEA, FTA, dan HCCP.

Seiring dengan meningkatnya kemampuan kita menggunakan teknik-teknik tersebut, dapat dimulai penggunaannya untuk proses bisnis yang lebih terpadu dan kompleks dengan sasaran untuk dapat menangani berbagai risiko operasional secara menyeluruh sehingga memberikan manfaat ganda bagi organisasi perusahaan yaitu kinerja bisnis yang lebih andal dan biaya pengelolaan risiko yang lebih rendah.

 

Sumber : crmsindonesia.org

Rate this post
Anda Mungkin Juga Suka:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Artikel Terkait