Bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan. Selain itu, bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada barang-barang.
Penggunaan Bahan Kimia
Bahan kimia banyak digunakan dalam lingkungan kerja yang dapat dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu :
- Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan kimia, diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat , deterjen, dan lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai dengan penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan kimiawi atau fisik dalam sifat-sifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan komposisi suatu zat.
- Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia sebagai bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik, pengolahan logam, obat-obatan dan lain-lain.
- Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan pengembangan serta pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga penelitian dan pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi.
Baca juga: 7 Bahan Kimia Berbahaya Bagi Manusia
Klasifikasi Umum
Klasifikasi atau penggolongan bahan kimia berbahaya diperlukan untuk memudahkan pengenalan serta cara penanganan dan transportasi. Secara umum bahan kimia berbahya diklasifikasikan menjadi beberapa golongan diantaranya sebagai berikut :
1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)
Adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit.
Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu. Zat-zat tersebut dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu seperti hati, paru-paru, dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi dalam tulang, darah, hati, atau cairan limpa dan menghasilkan efek kesehatan pada jangka panjang. Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat melewati urine, saluran pencernaan, sel efitel dan keringat.
2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
Adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain.
Zat korosif dapat bereaksi dengan jaringan seperti kulit, mata, dan saluran pernafasan. Kerusakan dapat berupa luka, peradangan, iritasi (gatal-gatal) dan sinsitisasi (jaringan menjadi amat peka terhadap bahan kimia).
Berikut beberapa contoh zat kimia yang bersifat korosif:
- Asam klorida (HCl)
- Asam sulfat (H2SO4)
- Asam nitrat (H(NO3)2)
- Formalin
- Natrium Hidroksida (NaOH)
- Asam Asetat (CH3(COOH)2)
- Amonia
3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
Adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat menimbulkan kebakaran. Reaksi kebakaran yang amat cepat dapat juga menimbulkan ledakan. Untuk menghindari bahan kimia terbakar adalah dengan tidak memanaskannya dipermukaan panas, yakni menggunakan pemanas air atau penangan uap. Contoh bahan kimia mudah terbakar yaitu:
- karbon monoksida,
- hidrogen,
- gas metana,
- dan masih banyak lagi.
4. Bahan Kimia Peledak (Explosive)
Adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya.
Zat eksplosif amat peka terhadap panas dan pengaruh mekanis (gesekan atau tumbukan), ada yang dibuat sengaja untuk tujuan peledakan atau bahan peledak seperti trinitrotoluene (TNT), nitrogliserin dan ammonium nitrat (NH4NO3).
5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
Adalah suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi dapat menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya.
Beberapa contoh bahan kimia oksidator seperti: permanganat, perklorat, dikromat, peroksida, persulfat. Oksida-oksida lain dapat terbentuk pula pada penyimpanan pelarut (solvent) organik seperti: eter, ester dan keton.
Selain itu, lambang bahan kimia “O” ini memiliki sifat yang mudah terbakar, apabila kontak langsung dengan bahan organik atau bahan pereduksi yang mampu menghasilkan panas. Contoh bahan-bahan kimia ini yaitu:
- Hidrogen Peroksida
- Kalium Perklorat
- Kalium Permanganat
- Asam Nitrat Pekat
6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)
Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan air dengan mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar. Bahan-bahan berwujud cair yang mudah terbakar yaitu:
- Aseton
- Benzena
- Petrol
Selain itu, Bahan ini mudah bereaksi dengan air dengan mengeluarkan panas dan gas mudah terbakar antara lain:
- Alkali (natrium, Na; kalium, K)
- alkali tanah (Calsium, Ca)
- Logam halida anhidrat (aluminium tribromida, AlBr3)
- Logam oksida anhidrat (CaO).
Bahan-bahan tersebut di atas harus dijauhkan dari air atau disimpan dalam ruangan yang kering dan bebas dari kebocoran bila hujan.
7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)
Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan asam menghasilkan panas dan gas yang mudah terbakar atau gas-gas yang beracun dan korosif. Bahan yang mudah bereaksi dengan asam menghasilkan panas dan gas dan mudah terbakar adalah alkai-alkali atau senyawa-senyawa alkali sebagai berikut:
- kalium klorat (KclO3),
- kalium
- 42ermanganate (KmnO4).
8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)
Adalah gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang ditekan maupun gas cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan. Lebih jelasnya, Gas bertekanan disimpan dalam tekanan tinggi, baik gas yang ditekan, gas cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut di bawah tekanan. Gas bertekanan ini banyak digunakan dalam 41ermanga maupun laboratorium. Bahaya dari gas ini adalah efek dari tekanan tinggi dan juga mungkin bersifat racun, aspiksian, korosif dan mudah terbakar.
9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)
Adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan sinar radioaktif dengan aktivitas jenis lebih besar dari 0,002 microcurie/gram.
Suatu bahan kimia dapat termasuk diantara satu atau lebih golongan di atas karena memang mempunyai sifat kimia yang lebih dari satu sifat.
Penjelasan lebih detailnya begini, bahan ini mempunyai kemampuan memancarkan sinar-sinar radioaktif dari zat itu sendiri. Radiasi yang dipancarkan adalah sinar alfa, sinar beta, sinar gamma, sinar netron dan lain-lain. Bahaya radioaktif terutama terkait dengan sinar radiasinya.
Radiasi ini jika masuk ke dalam tubuh dapat menimbulkan efek somatik dan genetik. Efek somatik bisa bersifat akut dan bisa pula kronis. Efek kronis akibat radiasi dosis rendah, sedangakan efek akut akibat radiasi dosis tinggi dari 200 Rad sampai 5000 Rad.
Pada efek akut mungkin terjadi sindroma sistem syaraf sentral dan sindroma kelainan darah. Keberadaan bahan radioaktif antara lain dalam bidang kedokteran, bidang industri dan bidang pertanian. Dalam bidang kedokteran banyak dipakai cairan zat radioaktif yang dimasukkan ke dalam tubuh atau isotop-isotop untuk penyinaran.
Dalam bidang industri, bahan radioaktif dipakai untuk menelusuri jejak proses dalam rangka pengendalian atau dipakai langsung dalam produksi seperti mempercepat proses polimerisasi. Sedangkan dalam bidang pertanian isotop radioaktif dipakai untuk menelusuri proses seperti penyerapan air, pemupukan dan lain-lain.
Sumber : ibnususanto.wordpress.com