No Comments
Tags: Artikel

Benarkah Pekerja Muda Rentan Mengalami Kecelakaan Kerja?

Indonesia Safety Center

 

Hal serupa juga terjadi di Amerika Serikat. Pekerja muda yang berusia di bawah 25 tahun berpotensi mengalami kecelakaan kerja 2 kali lebih banyak dari pekerja yang lebih dewasa. Bukan hal yang mustahil bila kejadian serupa juga terjadi di Indonesia, mengingat angka kecelakaan kerja di negeri kita ini masih tinggi.

 

Sebenarnya, apa yang menyebabkan kecelakaan kerja cenderung terjadi pada pekerja usia muda?

Occupational Safety & Health Administration (OSHA) menyatakan bahwa banyak faktor yang membuat pekerja usia muda mengalami cedera atau menderita penyakit akibat kerja. Beberapa faktor tersebut di antaranya:

  • Peralatan kerja tidak aman
  • Pelatihan K3 untuk pekerja tidak memadai
  • Kurangnya pengawasan dari supervisor terhadap pekerja
  • Tekanan untuk bekerja lebih cepat
  • Pekerja muda rentan mengalami stres

 

Dilansir dari workplacesafetynorth.ca, kecelakaan kerja yang dialami pekerja muda juga bisa disebabkan oleh kurangnya pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan; kurang menyadari hak-hak dan tanggung jawabnya; tidak bisa mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya; dan cenderung malas bertanya karena tidak mau dianggap ‘bodoh’.

 

Peran Safety Supervisor dalam Menghadapi Pekerja Usia Muda

Dalam hal ini, peran safety supervisor atau supervisor K3 sangat penting untuk meningkatkan kesadaran pentingnya K3 dan mengurangi kemungkinan kecelakaan kerja pada pekerja usia muda.

Sebagai safety supervisor, inilah beberapa hal yang harus Anda lakukan:

Tips pelatihan untuk pekerja muda:

  • Mengenali karakter pekerja muda Anda. Hal ini membuat mereka merasa lebih nyaman dan terbuka berkomunikasi dengan Anda tentang kondisi K3 di tempat kerja.
  • Menjelaskan tentang peraturan K3 di perusahaan dan pastikan mereka benar-benar mematuhinya.
  • Menjelaskan dan memberikan contoh mengenai tugas dan tanggung jawab mereka.
  • Menjelaskan prosedur keselamatan, risiko, dan pengendaliannya sebelum mereka melaksanakan sebuah pekerjaan.
  • Menjelaskan pentingnya pelaporan dengan cepat bila mereka menemukan bahaya atau kondisi tidak aman di area kerja.
  • Memberikan tugas atau informasi baru secara bertahap. Hindari menjejali pekerja muda Anda dengan banyak informasi secara terus menerus. Hal ini bisa membuat mereka kelelahan dalam menyerap informasi, sehingga berpotensi mengakibatkan stres.
  • Awasi. Awasi. Bahkan jika pekerja muda sedang melaksanakan pekerjaan mudah pun, tetap awasi mereka.
  • Bersabarlah! Pelatihan K3 untuk pekerja muda perlu dilakukan beberapa kali untuk meningkatkan kesadaran mereka dan selalu memprioritaskan K3 dalam setiap pekerjaannya.

 

Yang harus Anda lakukan:

  • Luangkan waktu lebih banyak untuk menjelaskan pekerjaan, memberikan pelatihan, dan mengawasi pekerja muda dan/atau baru.
  • Buatlah diri Anda terbuka untuk menerima pertanyaan dan senantiasa memberikan saran kepada pekerja muda.
  • Menjalin dan memelihara komunikasi terbuka dengan pekerja.
  • Jelaskan peran dan tanggung jawab Anda dalam menerapkan keselamatan kerja pada pekerja.
  • Mengalokasikan tugas-tugas sesuai tingkat pengalaman pekerja.
  • Antisipasi kemungkinan kesalahan yang akan mereka perbuat.
  • Berikan penghargaan/ rewarduntuk pekerja, hal ini akan memotivasi mereka untuk selalu memprioritaskan keselamatan kerja.
  • Mengajarkan prosedur keselamatan darurat.
  • Menjelaskan pentingnya melaporkan bahaya atau cedera dengan segera.
  • Gunakan stiker atau poster K3 pada peralatan kerja untuk memperingatkan pekerja muda agar mereka tidak menggunakannya tanpa pelatihan dan pengawasan.
  • Melakukan penilaian terhadap kinerja pekerja muda.
  • Periksa kembali pemahaman mereka tentang prosedur bekerja aman dan tindakan pencegahannya.
  • Amati kinerja mereka dan lakukan pelatihan berulang kali untuk penyegaran pentingnya K3.
  • Penanaman nilai. Menjelaskan pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

 

Poin Penting:

  • Karena pekerja muda memiliki cara berbeda dalam menyerap informasi, gunakan berbagai metode berbeda dan tidak membosankan dalam pelatihan K3. Misalnya, mengombinasikan materi pelatihan berupa instruksi tertulis, video, dan konsultasi individu atau bisa juga pelatihan berbasis internet.
  • Pekerja muda membutuhkan sosok pemimpin (supervisor) yang dapat menjadi mentor, motivator, problem solver, inspirator, sekaligus teman berdiskusi untuk aktivitas kerjanya.

 

 

Sumber: http://safetysign.co.id/

 

Rate this post
Anda Mungkin Juga Suka:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Artikel Terkait