Sudah saatnya kita memastikan perusahaan kita sudah melakukan Hazardous area classification atau klasifikasi area berbahaya guna keamanan dan keselamatan kerja (K3) para karyawan. Dengan mengidentifikasi area yang rentan terhadap kebakaran atau ledakan, klasifikasi area berbahaya membantu industri dalam mengurangi peluang mereka mengalami insiden yang mengakibatkan kerusakan pada properti dan potensi cedera atau hilangnya nyawa.
Awalnya klasifikasi area berbahaya ini digunakan untuk memungkinkan perusahaan dalam membuat pilihan penggunaan peralatan listrik yang benar untuk mencegah terjadinya kebakaran karena bahan-bahan yang digunakan dan tersimpan di perusahaan. Sekarang klasifikasi area berbahaya mulai diterapkan dalam penilaian risiko yang lebih luas dan untuk menjaga berbagai sumber api, seperti percikan elektrostatik, dan zat yang mudah terbakar, seperti gas dan debu. Untuk itulah, klasifikasi area berbahaya diperlukan tidak hanya di pabrik kimia tetapi di berbagai industri lain, seperti industri pengolah makanan hingga pembangkit listrik.
Melakukan klasifikasi area berbahaya dapat menjadi tantangan, karena membutuhkan pemahaman menyeluruh tentang proses yang dilakukan dan peralatan yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
Mari kita pelajari Langkah-langkah apa saja yang harus kita lakukan dalam menentukan hazardous area classification atau klasifikasi atas area berbahaya di perusahaan kita.
Langkah pertama dari klasifikasi area berbahaya adalah mengumpulkan tim dengan pemahaman mendasar tentang area operasional, fasilitas, peralatan listrik, proses, dan maintenance.
Langkah selanjutnya adalah mengkompilasi data bahan mudah terbakar yang digunakan dan disimpan di perusahaan. Kemudian kita harus memperhitungkan kemungkinan terjadinya kebocoran dan durasi kebocoran tersebut. Misalnya untuk bahan berbentuk bubuk (powder) dan debu (dust), sebaiknya dilakukan uji konduktivitas dan uji eksplosibilitas.
Tim kemudian mengidentifikasi sumber potensial dari pelepasan cairan, uap, gas dan debu baik dalam kondisi normal maupun tidak normal, memperkirakan durasi kebocoran atau pelepasan dan menentukan apakah ada campuran yang mungkin terjadi selama pelepasan atau kebocoran sebagai akibat dari perbaikan atau perawatan.
Dokumentasi adalah komponen penting dari klasifikasi area berbahaya ini. Selain menyusun gambar tata letak bangunan dan peralatan, tim menerapkan pedoman yang tepat untuk menentukan peringkat kelas, divisi atau zona untuk area yang sedang diselidiki, termasuk ukuran area yang dicakup. Klasifikasi ini kemudian didokumentasikan dan dibuat peringkat area berbahaya dan peralatan yang digunakan di area tersebut.
Synergy Solusi sebagai perusahaan yang memiliki misi sebagai partner terpercaya bagi kliennya dalam memberikan solusi di bidang K3, Lingkungan, energi dan keamanan, senantiasa memberikan solusi pada penetapan klasifikasi area berbahaya. Solusi ini diberikan oleh Synergy melalui pelatihan dengan membekali personel klien dengan kompetensi melakukan klasifikasi area berbahaya, merancang, mengembangkan dan mengimplementasikan klasifikasi area berbahaya di perusahaan klien, maupun melalui hal lain yang diperlukan oleh klien.
Sumber: dekra.com