Jakarta – PT Ford Motor Indonesia (FMI) memiliki program pelatihan Ford Driving Skills for Life (DSFL). Program ini juga memberikan pelatihan untuk awak media, termasuk detikOto. Apa saja? simak ulasannya berikut.
1. Posisi Tangan pada Setir
Modul pertama adalah cara memutar setir dengan teknik pull and push. Dalam modul ini, detikOto diharuskan untuk tidak memutar setir dengan tangan yang menyilang.
Artinya, untuk memutar setir tangan detikOto tidak boleh melewati angka 12 dan angka 6. Misalnya, saat ingin berbelok ke kiri, tangan kiri detikOto menarik setir dari posisi angka 12 hingga ke posisi angka 6. Kemudian tangan kanan mengambilnya dari posisi angka 6 dan memutarkan setir ke posisi angka 12, begitu seterusnya.
“Ini dilakukan untuk menghindari apabila airbag pada setir keluar. Airbag itu kalau sudah keluar tekanannya besar. Kalau tangan menyilang dan airbag keluar, tangan kita bisa menampar wajah dengan kekuatan yang keras sekali,” kata Instruktur Safety Driving dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Boy Falatehansyah.
Selanjutnya, posisi tangan di setir disarankan di angka 10 dan 2. Hal itu tergatung dengan diameter setir kendaraan, ada juga yang disarankan di angka 9 dan 3.
2. Mengemudi dengan Mata dan Kepala
Modul kedua adalah menerapkan cara mengemudi dengan mata dan kepala. Jika ingin berbelok ke arah kiri, kepala diharuskan menoleh sepenuhnya ke arah kiri atau arah tujuannya.
Hal itu berguna untuk menghindari objek yang tidak terlihat (blind spot) saat Anda berbelok ke arah tujuan. Sebab, di situasi sesungguhnya, kita tidak tahu kondisi di arah tujuan seperti apa. Untuk itu, kepala disarankan menoleh ke arah tujuan agar pandangan jelas ke arah tujuan.
3. Pengereman
Dalam modul ketiga, detikOto diharuskan memacu kendaraan di trek lurus dengan kecepatan 50 km/jam. Setelah itu, detikOto harus menginjak pedal rem dalam-dalam.
Untuk mobil Ford EcoSport Titanium yang ditunggangi detikOto sudah menggunakan sistem rem Antilock Braking System (ABS). Tidak ada yang dikhawatirkan saat menginjak rem pada mobil dengan sistem ABS.
Namun, untuk mobil tanpa ABS, kita bisa melakukannya dengan mengocok pedal rem. Hal itu dilakukan untuk menghindari penguncian pada roda saat melakukan rem keras.
Boy mengatakan, dari sekian kecelakaan banyak yang memberikan kesaksian bahwa rem kendaraannya blong. Padahal, biasanya rodanya mengunci sehingga mobil tidak bisa dikendalikan dan bergerak sesuai gaya gravitasi dari kecepatan mobil.
“Kalau sudah mengunci lepas saja remnya, langsung belokkan mobil ke arah lain untuk menghindari tabrakan dengan obyek di depannya,” kata Boy.
4. Counter 8
Pada modul terakhir ini, detikOto diharuskan menerapkan semua teori handling dengan melakukan counter 8. Saat melakukan handling dengan counter 8, kecepatannya harus 10 km/jam, stabil tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang.
Dalam sesi kali ini, detikOto harus menerapkan handling agar mobil tidak slip. Jadi tekniknya adalah, agar tidak understeer atau oversteer, detikOto tidak disarankan untuk menambah kecepatan saat berbelok.
Sumber : oto.detik.com