Penilaian resiko harus “sesuai” dan “memadai” sesuai risiko kesehatan dan keselamatan kerja yang dihadapi selama berada di tempat kerja. Sesuai dan memadai berarti bahwa ketika kita melakukan penilaian risiko, kita diharapkan untuk mengambil langkah-langkah yang wajar untuk mengidentifikasi semua bahaya, memperkenalkan pengendalian yang sesuai dan mengurangi risiko cedera ke tingkat yang dapat diterima. Hal ini bisa jadi membutuhkan beberapa masukan dari orang lain yang lebih berpengalaman dan mengetahui detail tentang tugas atau aktivitas terkait.
Ada 5 langkah yang bisa dilakukan dalam penilaian resiko:
1) Identifikasi bahaya
2) Identifikasi siapa yang dapat terkena bahaya
3) Identifikasi pengendalian saat ini dan tetapkan apakah diperlukan tambahan?
4) Rekam hasil/temuan penilaian resiko
5) Lakukan tinjauan
1. IDENTIFIKASI BAHAYA
Hal yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi bahaya yang berhubungan dengan tugas atau kegiatan. Salah satu
cara untuk melakukan ini adalah dengan menggunakan konsep “PEME”: People – Equipment – Materials – Environment (Manusia – Peralatan – Bahan – Lingkungan)
People hazard (Bahaya Manusia)
Bahaya manusia mencakup sejumlah isu. Beberapa bahaya dilakukan oleh individu terkait. lainnya adalah dilakukan dengan sistem yang mengharuskan orang menggunakan. Ketika berpikir tentang bahaya manusia, kata-kata seperti; Pelatihan, Kemampuan /Pembatasan, Pengawasan, Komunikasi, Jumlah yang memadai dan Kesalahan manusia, harus dipertimbangkan.
Equipment hazard (Bahaya Peralatan)
Bahaya peralatan akan berhubungan dengan peralatan yang digunakan, dan juga mencakup pekerjaan yang terkait dengan; Perbaikan, Pemeliharaan, Penanganan, Pembersihan, Penyimpanan dan Pengoperasian peralatan.
Material hazard (Bahaya Material)
Bahaya material mencakup material padat, cair atau gas yang berhubungan dengan pekerjaan. Hal ini tidak hanya mencakup zat-zat yang dibutuhkan untuk tugas tertentu, tetapi juga setiap produk atau limbah yang dihasilkan oleh pekerjaan atau aktifitas.
Environment hazard (Bahaya Lingkungan)
Bahaya lingkungan adalah semua bahaya di lingkungan Anda bekerja. Tergantung pada lokasi dan aktivitas, bahaya bisa mencakup; Kurang cahaya, Panas dan Ventilasi, Kurangnya akses/jalan keluar, Bahaya tersandung/tergelincir, Ruang terbatas/visibilitas dan kegiatan lain di sekitar lokasi aktifitas.
Sebagai contoh, perhatikan aktifitas Penggergajian kayu di bawah ini;
Bahaya manusia:
– Apakah mereka mengikuti prosedur yang benar ?
– Apakah orang-orang ini dilatih ?
– Apakah secara fisik mampu melakukan pekerjaan ?
– Apakah cukup orang untuk melakukan pekerjaan ?
– Apakah ada orang yang mengawasi pekerjaan ?
– Bagaimana jika orang ini membuat kesalahan ?
– Bagaimana mereka berkomunikasi (selama pekerjaan dan dalam situasi darurat) ?
Bahaya peralatan:
– Berat peralatan
– Bagian yang tajam
– Getaran peralatan
– Noise peralatan
– Kurangnya pemeliharaan
– Penyimpanan yang sembarangan saat tidak digunakan
– Menggunakan sarung tangan / Sarung tangan yang digunakan sesuai untuk memegang gergaji?
Bahaya material:
– Bensin untuk gergaji
– Kayu debu yang dihasilkan
– Minyak / grease untuk pelumasan peralatan
Bahaya lingkungan:
– Terbakar sinar matahari
– Bahaya slip / trip
– Pergerakan kendaraan
– Masalah pencahayaan jika dilakukan pada malam hari
– Panas / Dingin / angin
– Aktifitas pemindahan kayu
– Kemungkinan ruang pekerjaan yang terbatas
Setelah melakukan identifikasi bahaya, kita harus memiliki daftar bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan yang berpotensi mengakibatkan cedera bagi mereka yang berisiko.
Jadi, siapa yang berisiko? Langkah kedua meminta Anda untuk melihat siapa yang dapat dirugikan.Pertimbangkan pekerjaan konstruksi sebagai berikut
1. Pekerja permanen di lokasi
2. Personil yang mengunjungi lokasi
3. Pejalan kaki yang melintas di lokasi
4. Penyusup dan anak-anak yang masuk ke lokasi
Kita perlu melihat tindakan pengendalian apa yang telah tersedia saat ini, untuk setiap bahaya yang telah diidentifikasi. Dalam beberapa kasus, bisa jadi tidak terdapat pengendalian, atau bisa jadi karena bahaya memang belum dipertimbangkan. Namun demikian, bisa pula telah tersedia pengendalian yang baik di lokasi karena bahaya yang jelas dan mudah dikendalikan.Pertimbangkan aktifitas Penggergajian kayu di atas;
– Apakah peralatan memiliki properti anti-getaran;
– Apakah peralatan terawat;
– Apakah ada pembatasan waktu penggunaan?
Ketika mencoba untuk mengidentifikasi pengendalian saat ini, perlu dipertimbangkan untuk dilihat dengan 3 cara:
1. Pengendalian Fisik (misal; pagar logam di sekitar lokasi konstruksi)
2. Pengendalian Prosedural (misal; prosedur kerja yang aman untuk tugas)
3. Pengendalian Perilaku (misal; pengawasan yang memadai dan pemantauan perilaku)
Contoh pengendalian di lokasi konstruksi;
Pemilihan pengendalian perlu disesuaikan dengan tingkat resiko yang ada. Pengendalian yang simple kadangkala tidak cukup, kita harus memilih pengendalian yang terbaik dan paling efektif sejauh yang kita bisa untuk semua pekerjaan.
2. Substitusi – Pengganti bahaya
3. Engineering control – Pengendalian teknis
4. Administrative Control – Pengendalian administrasi (Prosedur, warning signage, dll)
5. Personal Protective Equipment – Alat Pelindung Diri
Mari kita lihat contoh yang praktis di bawah ini:
Untuk mempersiapkan presentasi, kita diminta untuk memindahkan barang-barang berikut ke ruang pelatihan:
TV (1 x 16kg), Kotak peralatan (5 & 12 kg), Flip chart (9kg), Papan display (1 x 6kg) dan Laptop (4.5kg)
Pekerjaan ini akan melibatkan beberapa hal seperti; aktifitas melalui pintu, menuruni tangga dan di jalan. Warning sign telah terpasang di beberapa lokasi, serta sarung tangan telah disediakan agar saat membawa barang-barang tersebut tangan tidak luka. Apakah pengendalian bahaya yang terbaik telah dilakukan?
Mengacu ke hirarki pengendalian, pengendalian yang dilakukan adalah di hirarki nomor 4 & 5. Apakah bisa kita terapkan hirarki pengendalian di atasnya? Berikut hal yang bisa dilakukan;
– Identifikasi ruang pelatihan, cari ruang pelatihan yang telah terpasang TV dan flipchart (Hirarki No. 1 – Eliminasi)
– Jangan gunakan papan display, gunakan flipchart (Hirarki No. 2 – Substitusi)
– Gunakan satu kotak untuk mengurangi berat badan (Hirarki No. 3 – Engineering control)
– Gunakan troli untuk memindahkan kotak (Hirarki No. 3 – Engineering control)
Dengan memperkenalkan pengendalian sederhana di atas, risiko cedera telah berkurang secara signifikan.
4. REKAM PENILAIAN RESIKO
Dengan merekam temuan, diharapkan hasil rekaman tersebut dapat menjadi suatu sistem yang jelas dan menjadi acuan untuk sosialisasi atau refreshing training ke personel-personel terkait. Terkait rekaman penilaian resiko, perlu diperhatikan;
– Kejelasan lokasi dan pekerjaan
– Pastikan bahwa bahaya dan pengendalian secara jelas tercantum.
– Pertimbangkan semua orang yang berpotensi dirugikan.
– Pastikan bahwa personil terkait memahami rekaman (misal bahasa)
– Pastikan bahwa penilaian risiko tersedia bagi mereka yang mungkin membutuhkannya – Jangan hanya disimpan dalam file!
5. TINJAUAN REGULER
Penilaian risiko harus ditinjau secara teratur. Periode tinjauan perlu ditetapkan. Tinjauan harus dilakukan jika terdapat perubahan yang berpotensi berpengaruh terhadap perubahan bahaya dan resiko yang saat ini telah diidentifikasi. Ingat, penilaian risiko harus merupakan dokumen dinamis, yang dapat berubah sesuai keadaan
Ringkasan
Penilaian risiko adalah proses yang dapat diterapkan untuk semua kegiatan di tempat kerja. Elemen-elemen kunci adalah:
– Mengidentifikasi bahaya – Apakah yang sesuai dan memadai; ingat PEME
– Mengidentifikasi siapa yang dapat terkena bahaya
– Mengidentifikasi apa yang kita lakukan pada saat ini untuk mengendalikan risiko. Tanya, dapatkah saya melakukan lebih baik?
– Rekam hasil/temuan penilaian resiko
– Lakukan tinjauan secara periodik
Source: http://komara.weebly.com
Untuk membantu pemahaman Perusahaan dalam sertifikasi K3, ISC Safety School Menyelenggarakan Training Ahli K3 Umum Sertifikasi Kemnaker RI dengan keterangan sebagai berikut:
Daftarkan diri Anda dalam Training Ahli K3 Muda Konstruksi Sertifikasi Kemnaker RI berikut (Pasti Running):
Jakarta: 10 – 22 Juli 2017
Contact Person: Kartika | 0811-1797-484 | [email protected]
Surabaya: 17 – 29 Agustus 2017
Contact Person: Ardi | 0811-1798-354 | [email protected]
Untuk informasi seputar Konsultasi SMK3 atau Sertifikasi SMK3, silakan klik di sini