Pembangunan infrastruktur menjadi kunci untuk pertumbuhan berkelanjutan di negara berkembang termasuk Indonesia. Pembangunan jalan raya, jembatan, tol, transportasi, sumber energi adalah kategori dari infrastruktur. Untuk itu, dalam pelaksanaan infrastruktur berkaitan dengan kontruksi dalam membangun sarana maupun prasarana.
Dalam bidang konstruksi sangat diperlukan alat berat untuk memudahkan pekerja agar selesai tepat waktu. Namun dibalik pembangunan tersebut, banyak kendala yang terjadi. Seperti ketidakseimbangan antara target kerja dengan keselamatan pekerja. Bahkan mirisnya, kontraktor lebih mendahulukan proyek besar dan cenderung mengabaikan aspek K3, sehingga adanya risiko kecelakan tinggi untuk para pekerja.
Berbagai potensi kecelakaan menghantui setiap para pekerja alat berat, terutama operator. Berbagai kecelakaan seperti terjungkal, terjatuh, terkena reruntuhan, dan juga kebakaran menjadi risiko tersendiri bagi para pekerja konstruksi. Maka dari itu penting bagi operator untuk memahami upaya keselamatan saat mengoperasikan alat berat sehingga tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Berikut 5 tips aman untuk mengoperasikan alat berat:
- Survei area kerja
- Sebelum bekerja Anda harus melakukan pengamatan di area kerja. Pastikan Anda sudah mendapatkan izin kerja di area tertentu dan area kerja aman dari kondisi lingkungan yang membahayakan.
- Setelah itu, komunikasikan rencana kerja kepada seluruh personil yang terlibat.
- Minta bantuan kepada seorang spotter untuk membantu operator apabila terhalang saat mengoperasikan alat berat. Ingat spotter harus yang sudah berpengalaman atau terlatih.
- Persiapan sebelum mengoperasikan alat berat
- Periksa kondisi dan kelayakan alat sesuai dengan standar keselamatan.
- Pastikan tanda-tanda komunikasi (klakson) dipahami operator alat berat lain yang terlibat dalam pekerjaan. Klakson 1x untuk menghidupkan alat berat, klakson 2x untuk maju dan Klakson 3x untuk mundur
- Gunakan alat pelindung diri (APD) yang diperlukan, seperti rompi Hi-Vis (high visibility), helm keselamatan, sepatu keselamatan, kacamata keselamatan, masker, sarung tangan, dan sumbat telinga.
- Saat mengoperasikan alat berat
- Setelah mengoperasikan alat berat
- Situasi darurat
Pastikan radio komunikasi dalam kondisi aktif selama pekerjaan berlangsung. Namun, jika radio tidak tersedia, maka gunakan sinyal tangan dari spotter. Periksa sekitar area kerja, terutama kemungkinan adanya pekerja lain atau alat berat lain dan bunyikan klakson sebagai tanda alat akan bergerak.
Setelah selesai, Anda sebagai operator harus parkirkan alat berat di tempat yang datar dan aman. Cek kembali mesin dan bersihkan kabin operator sambil mengamati panel indikator. Periksa kembali semua sistem pengaman dan pastikan alat dalam keadaan aman. Serahkan kunci kontak kepada pengawas sebagai tanda berakhirnya tugas operator.
Dalam mengoperasikan alat berat akan dihadapkan dengan situasi darurat. Risiko yang terjadi seperti kecelakaan kerja, kebakaran, bencana alam bahkan gangguan binatang liar. Segera hubungi pengawas lapangan dan laporkan situasi yang terjadi agar cepat mendapatkan bantuan.
Dari kelima tips tersebut dapat dikatakan bahwa menjadi operator alat berat harus memiliki keterampilan khusus, ketahanan fisik dan mental serta teknik operasional. Bahkan harus menghadapi berbagai risiko yang terjadi. Untuk itu, penting bagi perusahaan kontruksi menjamin keselamatan pekerjanya. Salah satu cara meminimalisir risiko, harus ada upaya ke depan yang berkelanjutan agar K3 di implementasikan bukan hanya selogan “Safety First”. Jika budaya keselamatan tidak berubah dan lebih mengedepankan target serta keuntungan maka akan berakhir dengan mengulang peristiwa yang serupa. Apabila Anda membutuhkan informasi mengenai training K3 silakan cek website dan hubungi kami.
Sumber : safetysign