No Comments
Tags: Artikel, Safety Leadership

Kepemimpinan dalam Sistem Manajemen K3

Sistem Manajemen K3

Keterlibatan dan kepedulian top management dalam pemenuhan standar K3 di Lingkungan kerja saat ini dirasa masih sangat kurang terutama di industri-industri maupun perusahaan yang masih berkembang sehingga  sering  menimbulkan  kerugian  seperti  kecelakaan  kerja  dan  yang  lainnya.  Banyak  yang mengeluhkan bahwa top management kurang mensupport dalam pemenuhan standar k3 di perusahan dengan alasan high cost, tidak punya nilai keuntungan, dan lain-lain.

Apa itu Leadership?

Leadership atau kepemimpinan adalah sesuatu yang dimulai dari atas kebawah. Pemimpin berbeda dengan manajer, manajer adalah kedudukan jabatan dalam suatu organisasi yang mengurus segala aspek manajerial. Tidak semua manajer bisa menjadi pemimpin, namun pemimpin yang baik harus mampu melakukan aspek manajerial.

Dalam aspek K3, semua pihak disemua area organisasi memiliki potensi untuk menjadi pemimpin, karena kepemimpinan terkait dengan cara pandang dan sikap pemimpin terhadap segala aspek yang menjadi tanggung jawabnya.

Kepemimpinan sulit diukur dan ditetapkan kriterianya, sehingga ada persyaratan dalam SMK3. Tetapi bukan berarti hal tersebut dapat diabaikan, karena SMK3 terkait langsung dengan pekerja. Disini kita akan membahas segi kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam SMK3. Sekali lagi kepemimpinan tidak dipersyaratkan baik oleh OHSAS 18001 ataupun SMK3 Permenaker.

Jadi tidak ada kewajiban untuk menerapkannya dalam SMK3, akan tetapi  kepemimpinan  sangat  penting  untuk  menunjang  kesuksesan  pelaksanaan  SMK3,  meskipun  tanpa kepemimpinan SMK3 masih tetap dapat dijalankan, namun hanya dalam bentuk sebatas retorika tanpa ada perbaikan.

Berikut akan dijelaskan 5 elemen dasar kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam SMK3:

Komunikasi yang jelas, transparan dan memiliki visi yang jauh kedepan.

SMK3 harus dikomunikasikan secara jelas,  sederhana  dan  terdapat  pengembangan  visi.  Manajemen  puncak  bertanggung  jawab  untuk mengembangkan visi dan memastikan pesan yang dibuat jelas dan dimengerti oleh semua pihak. Disamping adanya kebijakkan K3, menajemen puncak dapat mengembangkan sendir istilah-istilah yang secara spesifik memeberikan arahan dan tindakan yang dapat dilakukan sesuai dengan tinkat personel di dalam perusahaan. Misalnya, ”Safety adalah prioritas utama”. Istilah ini sangat sederhana tetapi siapapun yang membacanya akan dapat memahami dan mengingatnya disaat melakukan aktifitas kerja.

Rencana yang ringkas, jelas untuk mencapai visi.

Manajemen puncak bertanggung jawab untuk memastikan penyusunan manual sistem manajemen K3 yang terdiri dari penjelasan singkat struktur dan program SMK3 yang telah dilakukan. Untuk setiap manajemen K3, sebaiknya terdiri dari: alur yang dapat dipahami, matriks tanggung jawab yang jelas, dan indikator pengukuran kinerja (KPI). Manajemen puncak dapat menunjuk siapa saja yang diberi tanggung jawab menerapkan program tersebut.

Secara aktif ikut mendukung dan terlibat dalam pencapaian program.

Ini mencakup setting standar kinerja bagi manajer dan supervisor pada aktifitas seperti safety patrol, investigasi kecelakaan, diskusi kelompok K3 dan proyek-proyek  khusus.  Para  manajer  dan  supervisor  secara  aktif  menyingkirkan  berbagai  hambatan, mempromosikan  pentingnya  K3  disamping  kualitas  dan  produktifitas,  dan berpartisipasi  dalam  inspeksi, investigasi, dan lain-lain.

Dapat mempertanggungjawabkan semua program K3 kepada semua level didalam perusahaan.

Ini memerlukan keterlibatan aktif semua pihak dengan memberikan peluan yang luas bagi staff untuk memberikan masukkan dan menerima tanggung jawab K3. Hal ini sangat penting dan menunjukkan bahwa standar K3 dan aturannya diketahui, ditaati bersama-sama, dan bila ada pelanggaran, diperkuat dengan tindakkan pendisiplinan. Mengintegrasikan elemen K3 kedalam fungsi inti pengelolaan bisnis. K3 jangan dianggab sebagai tambahan pekerjaan,  atau  menjadi  sistem  diluat  aktifitas  sehari-hari.  K3  harus  menjadi  bagian  dari  setiap  pekerjaan. Organisasi yang berkomitmen kuat kepada K3 memiliki batas yang luas bagi SMK3 didalam organisasinya. Bentuk yang biasa dilakukan adalah dengan mengintegrasikan SMK3 kedalam sistem manajemen lainnya seperti ISO 9001 dan ISO 14001.

Komitmen kepada K3 sebagai prioritas.

Memiliki SMK3 yang meliputi banyak hal, terstruktur, dan adanya proses dalam  meningkatkan  kompetensi  sumberdaya  manusianya  merupakan  sebuah  pesan  bahwa  K3  menjadi prioritas didalam organisasi. Pelatihan sebaiknya tidak dipandang sebagai pengganti tapi sebagai tambahan untuk keterlibatan. Pemimpin dalam K3 mengambil setiap peluang dalam memperkuat SMK3, dan menemukan dukungan, keterlibatan pekerja dan mengakui hal tersebut sebagai prestasi positif mereka. Fokus pada perbaikkan berkelanjutan (continous improvement) dari sistem manajemen K3. Mengelola SMK3 adalah sama dengan mengelola produktivitas, kualitas atau area-area lain dalam organisasi. Peningkatan dan perbaikan sistem dapat dijadikan sebagai bagian dari aktifitas sehari-hari.

Untuk membantu pemahaman Perusahaan hal K3, ISC Safety School Menyelenggarakan Training Ahli K3 Umum Sertifikasi Kemnaker RI dengan keterangan sebagai berikut:

Daftarkan diri Anda dalam Training Ahli K3 Umum Sertifikasi Kemnaker RI berikut:

Jakarta: 17 – 29 September 2018
Contact Person: Riasti | 0811-1797-484 | [email protected]

Surabaya: Jakarta: 17 – 29 September 2018
Contact Person: Dirga | 0811-1798-354 | [email protected]

Untuk informasi seputar Konsultasi dan Assessment K3, silakan klik di sini

5/5 - (1 vote)
Anda Mungkin Juga Suka:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Artikel Terkait