Dalam dunia industri, potensi bahaya tersembunyi ada di setiap sudut tempat kerja, oleh karena itu keselamatan kerja menjadi hal utama yang tidak bisa ditawar-tawar. Salah satu profesi yang berperan besar dalam memastikan keamanan adalah Operator Gas Tester (AGT).
Di tengah hiruk-pikuk kegiatan industri, AGT bertanggung jawab untuk memantau dan mengukur konsentrasi gas berbahaya yang bisa membahayakan kesehatan pekerja dan mengancam kelancaran operasional. Tanpa kehadiran mereka, bahaya seperti kebakaran, ledakan, hingga keracunan bisa terjadi tanpa peringatan.
Untuk memastikan bahwa AGT bekerja dengan standar yang tinggi dan efektif, Indonesia mengatur kompetensinya melalui Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) No. 130 Tahun 2018. Standar ini dirancang untuk memberikan pedoman yang jelas tentang keterampilan dan pengetahuan yang harus dimiliki AGT.
Artikel ini akan membahas terkait kompetensi-kompetensi kunci yang harus dimiliki oleh AGT, yang tidak hanya melindungi para pekerja, tetapi juga memastikan bahwa setiap tindakan yang diambil adalah langkah preventif untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.
B.09AGT00.001.1: Kompetensi Mengukur Gas di Ruang Terbatas dan Area Berbahaya
Salah satu kemampuan paling penting yang harus dimiliki oleh seorang Operator Gas Tester (AGT) adalah mengukur gas di ruang terbatas atau area dengan atmosfer berbahaya. Lingkungan seperti ini memiliki risiko tinggi, sehingga pengukuran harus dilakukan secara teliti dan sesuai prosedur. Kompetensi ini mencakup empat aspek utama berikut:
1. Mengenali jenis gas berbahaya
Langkah pertama adalah mengenali gas-gas yang dapat membahayakan keselamatan. AGT harus memahami karakteristik dan risiko dari:
- Oksigen (O₂): Kadar terlalu rendah bisa menyebabkan sesak napas, sementara kadar terlalu tinggi meningkatkan risiko kebakaran.
- Gas mudah terbakar: Seperti metana dan propana, yang bisa meledak jika tercampur udara dalam konsentrasi tertentu.
- Gas beracun: Seperti hidrogen sulfida (H₂S) dan karbon monoksida (CO), yang sangat berbahaya meskipun dalam kadar kecil.
2. Memilih alat ukur yang sesuai
Setiap jenis gas membutuhkan alat ukur khusus. AGT harus mampu memilih gas detector yang sesuai dengan jenis gas dan kondisi lingkungan kerja. Kesalahan memilih alat bisa membuat hasil pengukuran tidak akurat, dan itu bisa berbahaya bagi keselamatan kerja.
3. Melakukan pengukuran dan menafsirkan hasil
Setelah memilih alat yang tepat, AGT harus menggunakannya dengan cara yang benar. Hasil pengukuran perlu dibaca dan ditafsirkan dengan cermat untuk mengetahui apakah masih dalam batas aman atau sudah masuk kategori berbahaya. Bila gas terdeteksi melebihi ambang batas, AGT wajib segera mengambil tindakan pengamanan.
4. Menggunakan alat pelindung diri (APD)
Selama proses pengukuran di area berbahaya, AGT harus selalu menggunakan APD. Ini termasuk respirator untuk menyaring gas saat bernapas, pakaian pelindung, sarung tangan, dan pelindung mata. Semua perlengkapan ini membantu mengurangi risiko paparan langsung terhadap gas berbahaya.
Baca juga : 15 Jenis Alat Pelindung Diri (APD) K3 yang Harus Diketahui Pekerja
B.09AGT00.002.1: Kompetensi Mengukur Gas Mudah Terbakar Sebelum Pekerjaan Panas
Sebelum pekerjaan panas seperti pengelasan, pemotongan, atau penggerindaan dilakukan, area kerja harus dipastikan agar benar-benar aman. Salah satu potensi bahaya terbesar adalah keberadaan gas mudah terbakar di udara sekitar. Di sinilah kompetensi seorang Operator Gas Tester (AGT) sangat dibutuhkan.
1. Memahami risiko pekerjaan panas
Pekerjaan panas melibatkan suhu tinggi dan percikan api, yang bisa memicu kebakaran atau ledakan jika ada gas mudah terbakar di sekitar. AGT harus memahami bahaya ini dengan baik agar bisa mengambil langkah pencegahan yang tepat.
2. Menentukan titik pengukuran yang representatif
Pengukuran gas tidak bisa dilakukan sembarangan. AGT perlu memilih titik-titik yang paling berisiko atau paling dekat dengan aktivitas pekerjaan panas. Titik pengukuran yang tepat akan memberikan gambaran akurat tentang kondisi atmosfer di area kerja.
3. Melakukan pengukuran sebelum pekerjaan dimulai
Sebelum pekerjaan panas dilakukan, AGT harus mengukur kadar gas mudah terbakar menggunakan alat pendeteksi yang sesuai. Hasil pengukuran ini menentukan apakah pekerjaan aman untuk dilanjutkan atau perlu ditunda sementara.
4. Memberikan rekomendasi tindakan pencegahan
Jika konsentrasi gas terdeteksi melebihi ambang batas aman, AGT wajib memberikan rekomendasi pengamanan. Misalnya, dengan meningkatkan ventilasi, mengalihkan pekerjaan ke area lain, atau menggunakan gas inert untuk menetralkan atmosfer.
Baca juga : Pelatihan Chemical Handling Adalah: Pengertian, APD, Materi, Praktik dan Rekomendasi Tempat Training
B.09AGT00.003.1: Kompetensi Memantau Gas Mudah Terbakar Selama Pekerjaan Panas
Tugas seorang Operator Gas Tester (AGT) tidak berhenti setelah pengukuran awal dilakukan. Justru selama pekerjaan panas berlangsung, pemantauan gas harus dilakukan secara terus-menerus untuk memastikan kondisi tetap aman. Kompetensi ini sangat penting dalam mencegah kecelakaan kerja yang bisa terjadi kapan saja jika ada perubahan atmosfer.
1. Melakukan pemantauan secara berkala
Selama proses kerja berlangsung, AGT wajib melakukan pemeriksaan gas secara berkala. Meskipun area sudah dinyatakan aman sebelumnya, kondisi atmosfer bisa berubah sewaktu-waktu. Pemantauan rutin membantu mendeteksi gas mudah terbakar sejak dini sebelum mencapai tingkat berbahaya.
2. Bertindak cepat saat kondisi berubah
Perubahan seperti kebocoran gas, peralatan rusak, atau arah angin yang berubah bisa menyebabkan lonjakan kadar gas berbahaya. AGT harus sigap mengenali perubahan ini dan langsung mengambil tindakan yang diperlukan, seperti meminta penghentian pekerjaan atau memperbaiki ventilasi.
3. Menjaga komunikasi dengan tim kerja
AGT memiliki tanggung jawab untuk memberi tahu tim kerja tentang situasi atmosfer di area kerja. Mereka juga perlu memastikan bahwa semua anggota tim memahami potensi bahaya dan tahu apa yang harus dilakukan jika kondisi memburuk.
4. Menghentikan pekerjaan jika gas melebihi batas aman
Jika konsentrasi gas terdeteksi melebihi ambang batas, AGT harus segera menghentikan pekerjaan panas. Keputusan ini harus diambil tanpa menunggu instruksi, demi menjaga keselamatan seluruh tim. Setelah area dinyatakan aman kembali, barulah pekerjaan dapat dilanjutkan.
Baca juga : 15 Karakter Safety Leadership Penentu Keberhasilan Budaya K3 di Perusahaan
Menjaga Keselamatan Kerja dengan Kompetensi yang Tepat
Menjadi Operator Gas Tester (AGT) bukan hanya soal menjalankan tugas teknis, tetapi juga soal tanggung jawab besar terhadap keselamatan kerja dan keberlangsungan operasional. Di industri berisiko tinggi seperti minyak, gas, dan petrokimia, kesalahan sekecil apa pun dalam mendeteksi gas bisa berdampak fatal. Karena itu, penguasaan kompetensi pengukuran dan pemantauan gas sangat krusial untuk mencegah kecelakaan dan menjaga lingkungan kerja tetap aman.
Bagi Anda yang ingin memiliki sertifikasi resmi dan kompetensi sesuai standar nasional, program Pelatihan dan Sertifikasi Operator Gas Tester BNSP dari Indonesia Safety Center adalah pilihan tepat. Pelatihan ini dirancang berdasarkan SKKNI No. 130 Tahun 2018, dan membekali peserta dengan keterampilan praktis yang dibutuhkan di lapangan. Dengan sertifikasi ini, Anda tidak hanya lebih siap menghadapi tantangan kerja, tapi juga memiliki nilai tambah di mata industri.
FAQ
- Apa itu Operator Gas Tester (AGT)?
Operator Gas Tester atau AGT adalah tenaga profesional yang memiliki kompetensi untuk melakukan pengukuran dan pemantauan gas berbahaya di lingkungan kerja. Peran ini penting untuk menjaga keselamatan pekerja dan mencegah kecelakaan akibat paparan gas yang tidak terdeteksi. - Gas apa saja yang dipantau oleh AGT?
AGT bertanggung jawab memantau beberapa jenis gas utama, yaitu:
-
- Oksigen (O₂)
- Gas mudah terbakar seperti metana dan propana
- Gas beracun seperti hidrogen sulfida (H₂S) dan karbon monoksida (CO)
- Mengapa kompetensi AGT penting di industri berisiko tinggi?
Karena kesalahan dalam mendeteksi gas bisa berdampak fatal, mulai dari kebakaran, ledakan, hingga keracunan. Kompetensi AGT yang mumpuni memastikan setiap potensi bahaya bisa diidentifikasi dan ditangani sebelum menimbulkan insiden. - Di mana saja AGT biasanya bertugas?
AGT banyak dibutuhkan di sektor industri seperti minyak dan gas, petrokimia, pembangkit listrik, serta industri berat lainnya yang memiliki potensi atmosfer berbahaya atau ruang terbatas yang tertutup.