No Comments
Tags: Artikel, K3 Kebakaran

3 Sistem Proteksi Kebakaran Wajib Dimiliki Kilang Produksi LNG

3 Sistem Proteksi Kebakaran Wajib Dimiliki Kilang Produksi LNG

Pengenalan Tentang Pentingnya Sistem Proteksi Kebakaran Dalam Kilang Produksi LNG

Liquid Natural Gas (LNG) atau Gas Alam Cair hadir dalam bentuk gas alam yang dikondensasikan menjadi bentuk cair. Hal tersebut untuk mempermudah penyimpanan dan transportasi. Namun, perlu diketahui LNG dalam pengoperasiannya memiliki risiko kebakaran.  Oleh karenanya, sistem proteksi kebakaran dalam kilang produksi LNG sangat penting untuk diterapkan. Hal tersebut tentunya sebagai bentuk pencegahan dan mengatasi risiko kebakaran yang dikhawatirkan menelan kerugian besar. 

Bentuk sistem proteksi kebakaran dalam kilang produksi LNG melibatkan deteksi dini, pemadam api, perencanaan evakuasi untuk melindungi karyawan, lingkungan sekitar yang dikhawatirkan terpapar, serta aset. Kegiatan tersebut dilakukan dengan standar keselamatan industri yang ketat untuk kelancaran aktivitas operasi produksi LNG. 

Risiko Kebakaran yang Mungkin Terjadi di Lingkungan Industri LNG

Di lingkungan industri LNG memiliki berbagai risiko kebakaran yang dikhawatirkan dimungkinkan terjadi, dan melibatkan bahan bakar yang mudah terbakar dalam bentuk gas metana sebagai bahan yang digunakan pada produksi LNG. 

Risiko yang dimungkinkan terjadi bisa berupa kebocoran gas, percikan api, atau bahkan kegagalan peralatan yang bisa memicu kebakaran. Selain itu proses pendinginan dan penyimpanan LNG pada suhu ekstrem juga dapat menimbulkan risiko khusus. 

Untuk itu penting adanya sistem proteksi kebakaran wajib yang dimiliki kilang produksi LNG. Baik sebagai pencegahan ataupun antisipasi kejadian yang dikhawatirkan terjadi. Hal ini tentunya akan lebih dibahas di dalam artikel dalam tulisan yang membicarakan seputar tiga sistem proteksi kebakaran yang wajib dimiliki kilang produksi LNG. 

Baca juga : 7 Langkah Efektif Cegah Insiden Kebocoran Pipa Gas Beracun

Sistem Proteksi Pasif

  • Desain Struktur Tahan Api
    Dalam sistem proteksi pasif pada kilang produksi Liquid Natural Gas (LNG) atau Gas Alam Cair memakai desain struktur tahan api. Desain struktur tahan api didesain dengan material tahan api untuk memperlambat maupun mencegah penyebaran api.
  • Pemisahan Aman
    Pemisahan yang aman juga dibutuhkan dalam kilang produksi LNG. Kenapa demikian? Karena pemisahan yang efektif antara area berpotensi berbahaya menjadi sistem yang efektif untuk diimplementasikan. Pemisahan yang aman ini dalam bentuk penyimpanan LNG, dan area non berbahaya agar bisa mengurangi risiko kontaminasi atau eskalasi kebakaran.
  • Pencegahan Gempa Bumi
    Desain struktural dan sistem peredam gempa untuk bisa mengurangi dampak gempa terhadap fasilitas yang ada.
  • Ventilasi yang Efisien
    Penyebaran gas berbahaya dalam situasi darurat sangat perlu untuk diantisipasi. Oleh karenanya, dilakukan sistem ventilasi yang dirancang untuk mengontrol sekaligus membatasi penyebaran gas berbahaya.
  • Pemadaman Otomatis
    Sistem pemadaman otomatis bisa dalam bentuk sprinkler atau sistem inert gas agar bisa memadamkan kebakaran. Melaluinya proses pemadaman bisa dilakukan secara efisien dan efektif.
  • Perencanaan Tanggap Darurat
    Perencanaan tanggap darurat meliputi pelatihan krus, koordinasi dengan pihak berwenang setempat, dan pengujian sistem. Hal ini dilakukan secara terstruktur dengan baik.
  • Bahan Tahan Api
    Material atau bahan tahan api bisa mengurangi penyebaran api. Karenya, penggunaan material ini baik pada peralatan maupun instalasi bisa mencegah penyebaran kebakaran tentunya.

Sementara bentuk contoh material bahan api adalah intumescent coatings dan baja tahan api. Kemudian, konstruksi bangunan yang dapat mengurangi penyebaran api seperti gipsum tahan api, beton tahan api, pintu dan jendela dengan lapisan perlindungan api, serat mineral tahan api, pintu dan dinding tahan api, pipa dengan lapisan tahan api, serta kabel tahan api. 

Baca juga : 8 Penyebab Utama Kecelakaan Fatal pada Pekerja Instalasi Gas

Sistem Proteksi Aktif 

  • Deteksi Kebakaran
    Teknologi untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran berupa detektor asap dan panas. Detektor asap dan panas memiliki sistem yang mendeteksi sedari dini. Pendeteksian dilakukan dengan mendeteksi asap atau kenaikan suhu. Kemudian, ada juga detektor gas sebagai pendeteksi kebocoran gas yang bisa menyebabkan potensi kebakaran.
  • Sistem Pemadam Otomatis
    Sprinkler system dan sistem inert gas menjadi dua teknologi untuk pemadam otomatis. Cara kerja kedua cukup berbeda, untuk sprinkler system menggunakan sistem pemadalaman yang melepaskan air atau bahan pemadam api otomatis jika detektor menemukan kebakaran.Sementara untuk sistem inert gas bekerja dengan penggunaan gas non bahan bakar, baik dalam bentuk nitrogen atau argon. Nitrogen atau argon berfungsi  untuk menggantikan udara sehingga bisa berfungsi untuk memadamkan api.
  • Sistem Pemadam Manual
    Sistem pemadam manual juga bisa digunakan dengan pemadam api portabel. Pemadam api portabel sebagai alat yang dapat diakses dengan mudah. Hal ini bisa dilakukan secara personal untuk memadamkan kebakaran pada tahap awal.
  • Sistem Ventilasi Darurat
    Ventilasi darurat memiliki sistem yang memastikan ventilasi cukup untuk menghilangkan gas berbahaya atau asap dalam keadaan darurat tentunya.
  • Perangkat Lunak Pengawasan dan Kontrol
    Perangkat lunak pengawasan dan kontrol digunakan sebagai platform otomasi agar dapat memantau dan sekaligus mengontrol sistem proteksi aktif. Sistem ini dilakukan secara keseluruhan.
  • Peralatan Pemadam Api Khusus
    Peralatan pemadam api khusus bisa berupa tabung pemadam khusus yang mengandung bahan kimia atau bisa. Peralatan ini digunakan untuk memadamkan jenis kebakaran tertentu saja.
  • Peralatan Evakuasi dan Pemulihan
    Peralatan evakuasi dan pemulihan bisa seperti sistem pemberitahuan kebakaran dan rute evakuasi. Untuk sistem pemberitahuan kebakaran memakai sistem peringatan suara maupun tanda visual untuk mengkoordinasikan evakuasi. Selanjutnya, rute evakuasi adalah rencana secara jelas untuk bisa keluar dari fasilitas dan merupakan arena yang aman.
  • Pelatihan dan Latihan reguler
    Reguler dilakukan secara pelatihan personel untuk memastikan bahwa personel tahu cara menggunakan peralatan pemadam dan merespons situasi terkhusus darurat.
  • Rincian mengenai penggunaan sprinkler, hydrant, dan sistem pemadam gas sebagai contoh :
    1. Sprinkler
      Sprinkler digunakan sebagai pemadam kebakaran dengan memakai sistem pelepasan air atau bahan pemadam api. Sistem ini dipakai dalam bentuk otomatis saat detektor kebakaran mendeteksi suhu atau asap yang melebihi ambang batas yang sudah ditetapkan.Sprinkler dikendalikan oleh sensor deteksi kebakaran yang bisa mendeteksi perubahan suhu atau kehadiran asap. Oleh karenanya, sensor tersebut dapat memicu mekanisme pelerehan sprinkler. Sistem yang dipakai juga membutuhkan pasokan air dapat berasal dari sumber air sekitar atau tangki penyimpanan air khusus.
    2. Hydrant
      Penempatan hydrant berada di lokasi yang mudah diakses dan dekat dengan risiko kebakaran potensial. Untuk itu jenis hydrant juga dikondisikan baik jenis atas tanah atau bawah tanah sesuai desain dan kebutuhan.
    3. Sistem Pemadam Gas
      Sesuai dengan namanya, sistem pemadam gas menggunakan gas tertentu sebagai metode pemadam kebakaran. Maka, gas tertentu digunakan untuk menggantikan oksigen atau mengurangi konsentrasi oksigen di suatu area.

Sistem Proteksi Dini

  • Urgensinya Sistem Proteksi Dini Dalam Mencegah Kebakaran

    1. Deteksi Cepat
      Deteksi cepat menjadi bagian dari sistem proteksi dini yang bisa mendeteksi kebakaran pada tahap awal sebelum api dapat berkembang dengan cepat. Sehingga melaluinya memberikan waktu yang berharga agar bisa merespons sebelum kebakaran sulit untuk dapat diatasi.
    2. Pencegahan Kerusakan Berat
      Kerusakan berat terhadap fasilitas dapat dicegah dengan mendeteksi dini terhadap kemungkinan pencegahan dan pemadaman tahap awal, mengurangi risiko kerusakan baik pada fasilitas, peralatan dan sumber daya.
    3. Perlindungan Personel
      Secara personel bisa dilindungi dengan bantuan dari sistem proteksi dini. Kenapa demikian? Sistem proteksi dini membantu melindungi keselamatan personel dengan memberikan peringatan dini dan memberi waktu untuk melakukan evakuasi sebelum kebakaran semakin sulit untuk atasi karena membesar.
    4. Preservasi Lingkungan
      Lingkungan mengalami dampak serius, maka jika dilakukan deteksi dini bisa membantu mencegah atau membatasi dampak lingkungan pada sisi negatifnya.
    5. Meminimalkan Downtime Produksi
      Gerakan efisien menjadi hasil dari terbentuknya respon cepat terhadap kebakaran memungkinkan upaya pemadaman. Bentuk respon cepat juga bisa mengurangi waktu downtime fasilitas produksi dan meminimalkan gangguan pada rantai pasokan.
    6. Pengendalian Kebakaran Sebelum Berkembang
      Sistem proteksi dini membantu mengendalikan kebakaran sebelum dapat menghasilkan panas dan tekanan yang dapat memicu lebih banyak kebakaran atau ledakan.
    7. Integrasi dengan Sistem Pemadam Lainnya
      Integrasi dengan sistem pemadam lainnya bisa dilakukan baik dengan sprinkler dan sistem pemadam gas. Sehingga bisa menciptakan solusi yang menyeluruh untuk melawan kebakaran.
    8. Kepatuhan dengan Regulasi
      Sistem proteksi dini diterapkan berdasarkan kepatuhan dengan regulasi. Maka akan tercipta pencegahan terhadap sanksi dan menjaga reputasi perusahaan.
    9. Peluang Evakuasi yang Aman
      Peluang evakuasi yang aman diberikan deteksi dini bagi personel dan membantu mengurangi risiko luka, atau kehilangan nyawa.
    10. Peringatan Dini untuk Pemadam Kebakaran
      Sistem proteksi dini memberikan peringatan dini untuk petugas kebakaran. Sehingga melalui sistem ini bisa memungkinkan petugas kebakaran memberikan respons lebih cepat dan efisien.
  • Penerapan Teknologi Deteksi

    1. Heat Detectors
      Heat detectors atau detektor panas adalah langkah kritis dalam sistem proteksi dini di fasilitas produksi LNG. Kenapa menjadi langkah kritis ? Karena detektor panas bekerja ketika merespons suhu mencapai ambang batas yang telah ditentukan. 

      Oleh karenanya, penempatan detektor panas ada di area strategis, termasuk pada peralatan berpotensi berbahaya dan area penyimpanan LNG. Untuk ambang batas panas juga disesuaikan dengan karakteristik operasional dan keamanan fasilitas, memastikan respons yang akurat dan tidak adanya alarm palsu. Respons juga berlaku untuk otomatis maupun manual untuk mempermudah proses sistem.

    2. Smoke Detectors
      Smoke detectors atau detektor asap sebagai alat yang membantu deteksi dini, berguna untuk meminimalkan kerugian akibat dari kebakaran, dan memberikan perlindungan secara maksimal terhadap fasilitas produksi LNG maupun personel yang berada di dalamnya.Penempatan smoke detectors yang strategis dilengkapi dengan sensor tambahan seperti detektor suhu. Hal ini ditambahkan untuk meningkatkan akurasi deteksi dan mengurangi risiko peringatan palsu.

      Untuk integrasi smoke detectors dilakukan dengan sistem pemadam lainnya baik itu sprinkler atau sistem pemadam gas, untuk respons yang koordinatif dan efektif.

Baca juga : Peraturan Keselamatan Transportasi Bahan Bakar Minyak (BBM)

Studi Kasus

  • LNG Ichthys di Australia
    LNG Ichthys di Australia menerapkan sistem proteksi dengan sistem deteksi kebakaran, sistem pemadam kebakaran otomatis, peralatan pemadam darurat, evakuasi dan pelatihan, sistem pemantauan, pemisahan zona dan desain bangunan, penyimpanan aman, sistem peringatan, pemeliharaan rutin, dan kerja sama dengan pihak luar.
  • Kilang Badak LNG
    Kilang Badak LNG tahun 2022 mengalami kebarak namun bisa dikendalikan dalam waktu singkat. Pengendalian dilakukan melalui sistem proteksi yang bisa mengatasi kejadian kebakaran. Sebelumnya, kebakaran terjadi karena adanya kebocoran gas dari gas umpan (feed gas).

Baca juga : Perbedaan HIRADC Dan HIRARC Dalam Manajemen K3

Standar Keselamatan Internasional

Demi keamanan dan keselamatan dalam sistem proteksi kebakaran wajib yang dimiliki kilang produksi LNG terdapat keselamatan internasional yang  mengaturnya. Diantaranya:

  • NFPA 59A
    National Fire Protection Association (NFPA) membahas standar for the production, storage, and handling of Liquefied Natural Gas (LNG). Dalam praktik pandunanga memberikan panduan dan standar keselamatan yang komprehensif baik kepada kilang LNG dan aspek-aspek proteksi kebakaran.
  • ISO 29001
    International Organization for Standardization (ISO) 29001 mencakup petroleum, petrochemical and natural gas industries-sector-specific quality management systems-Requirements for product and service supply organizations. Dimana memberikan persyaratan baik kepada sistem manajemen kualitas, dalam industri minyak, petrokimia dan gas alam, dan elemen-elemen terkait proteksi kebakaran.
  • API RP 2218
    American Petroleum Institute (API) RP 2218 membahas fireproofing practices in petroleum and petrochemical processing plants atau di dalam dokumennya memberikan berbagai panduan. Seperti perlindungan kebakaran termasuk penggunaan sprinkler pada fasilitas-fasilitas pengolahan minyak dan petrokimia.
  • ISO 23936-1
    ISO 23936-1 mencakup petroleum, petrochemical and natural gas industries-non-metallic materials in contact with media related to oil and gas production-part 1: thermoplastic. Dimana memberikan panduan terkait penggunaan material non logam dalam kontak dengan media terkait berupa produksi gas dan minyak. Hal ini juga relevan untuk sistem proteksi kebakaran tentunya.

Untuk itu, aturan standar internasional kilang LNG mesti wajib dipatuhi untuk keselamatan berbagai pihak dan meminimalkan kerugian secara materi. Keselamatan yang dilindungi dan dibahas ke dalam standar internasional dalam kilang LNG mencakup proteksi kebakaran, keselamatan personal, perlindungan lingkungan, keandalan dan kualitas produk, kepatuhan regulasi lokal maupun internasional yang berlaku, operasional yang berlanjut, dan terpenting dalam aktivitas mencakup reputasi perusahaan. Maka standar internasional mesti dipatuhi sebagai langkah penting agar bisa mencapai tujuan secara efektif dan juga efisien. 

Baca juga : 15 Risiko Kebakaran Paling Sering Terjadi di Kilang Penyulingan Minyak

Tantangan dan Inovasi 

  • Tantangan yang Dihadapi Dalam Mengimplementasikan Sistem Proteksi Kebakaran

    1. Biaya dan Investasi Awal
      Untuk keamanan memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Perlu investasi dengan biaya besar dalam memenuhi peralatan, instalasi, dan juga termasuk pemeliharaan. Namun, investasi awal ini bisa menjadi tantangan, terutama bagi perusahaan dengan anggaran terbatas.
    2. Integrasi dengan Sistem yang Ada
      Menyesuaikan sistem proteksi kebakaran dengan infrastruktur yang ada sudah dapat menyebabkan kompleks. Kemudian, hal ini ini juga berlaku bagi sistem yang memerlukan integrasi dengan sistem lain di dalam fasilitas.
    3. Kepatuhan dengan Regulasi
      Kepatuhan dengan regulasi menjadi hal yang harus melekat pada fasilitas produksi LNG. Penerapan peraturan juga mesti ketat dalam hal keamanan kebakaran. Caranya dengan menyesuaikan dan memastikan kepatuhan dengan regulasi, namun menjadi tantangan yang rumit.
    4. Teknologi yang Berkembang
      Teknologi hadir untuk bisa membantu dan memberikan kemudahan, sehingga tidaklah heran jika teknologi mengalami perkembangan yang berkelanjutan. Namun, bagi teknologi untuk produksi kilang LNG harus disesuaikan berdasarkan memilih teknologi yang tepat. Kemudian juga mendukung dalam jangka panjang, akan tetapi hal ini menjadi tantangan. Kenapa ? Karena harus memastikan bahwa sistem yang diimplementasikan dapat diperbarui atau ditingkatkan di masa depan menjadi hal yang penting untuk dilakukan.
    5. Pemilihan dan Pelatihan Personel
      Pengoperasian kilang produksi LNG membutuhkan personel yang tepat. Personel pada kilang produksi LNG ditugaskan memelihara sistem proteksi kebakaran. Sebab, personel yang kurang keterampilan atau kesadaran bisa mengurangi efektivitas sistem kilang produksi LNG.
    6. Ketersediaan Pasokan Air
      Pasokan air yang memadai diperlukan pada sistem pemadaman air seperti sprinkler. Untuk itu, dalam sistemnya perlu memastikan ketersediaan pasokan air yang mencukupi di lokasi dan kondisi tertentu. Hal inilah yang menjadi tantangan, terutama jika lokasi atau kondisi tertentu memang sulit ketersediaan air dalam jumlah memadai.
    7. Pemilihan Bahan dan Sistem yang Tepat
      Bahan tahan api yang sesuai harus dilakukan secara tepat, namun kebutuhan spesifik pada fasilitas ini dapat menjadi tantangan. Sebab variasi kebutuhan berdasarkan jenis produksi dan risiko potensial harus disesuaikan secara baik.
    8. Dampak Lingkungan
      Sistem pemadam kebakaran memang dibutuhkan. Akan tetapi, bisa memiliki dampak lingkungan terutama sistem pemadam kebakaran yang menggunakan bahan kimia tertentu. Oleh karenanya, segala pertimbangan dalam menilai dan mengelola sistem pemadam kebakaran pada dampak lingkungan diharuskan menjadi pertimbangan yang penting untuk implementasikan.
    9. Perubahan Lingkungan Operasional
      Perubahan lingkungan operasional menjadi tantangan sebab implementasi sistem proteksi kebakaran dapat menyebabkan perubahan di dalamnya. Sehingga, perlu dilakukan pengelolaan terhadap perubahan dan meminimalkan dampak pada aktivitas keseharian operasi, meski menjadi tantangan sendiri.
    10. Ketidakpastian Kondisi Lingkungan
      Kilang produksi LNG umumnya sering beroperasi dalam kondisi lingkungan ekstrim. Dalam tantangannya diperlukan memastikan bahwa sistem proteksi kebakaran dapat  beroperasi dengan efektif dalam kondisi yang ekstrim, apalagi di lingkungan suhu rendah maupun tinggi.
  • Inovasi Terkini Dalam Teknologi Proteksi Kebakaran Untuk Kilang LNG

    1. Deteksi Dini dengan Kecerdasan Buatan
      Kecerdasan buatan memang menjadi tren di era perkembangan teknologi. Hal ini termasuk inovasi terkini dalam teknologi proteksi kebakaran untuk kilang LNG. Adapun untuk kerjanya, dapat meningkatkan kemampuan sistem dalam mendeteksi secara akurat baik dalam bentuk keberadaan asap, panas atau sumber kebakaran lainnya. Cara kerja dengan adanya algoritma AI yang bisa mengenali pola tidak biasa maupun mendeteksi kejadian yang mencurigakan.
    2. Sensor Multifungsi
      Sensor memang diperlukan, dan inovasi membuatnya lebih serba guna. Sensor multifungsi hadir dengan mendeteksi lebih dari satu indikator kebakaran. Misalnya, sensor yang menggabungkan deteksi asap, panas dan gas. Dampaknya bisa meningkatkan akurasi deteksi dan mengurangi kemungkinan peringatan palsu.
    3. Sistem Pemadam Otomatis yang Tepat Sasaran
      Respon yang lebih spesifik dan efektif dapat terlahir dari sistem pemadaman otomatis. Dalam penerapannya juga memungkinkan digunakan pada pemadaman di area yang terkena dampak dapat mengurangi kerusakan sekunder.
    4. Sistem Pemantauan Jarak Jauh dan Cloud-Based
      Pengelola fasilitas untuk memantau status sistem proteksi kebakaran dari lokasi terpisah, kemudian merespons secara tepat terhadap potensi kejadian darurat bisa dilakukan karena inovasi. Inovasi dengan penerapan sistem pemantauan dengan diakses secara jauh serta berbasis cloud.
    5. Sistem Proteksi yang Ramah Lingkungan
      Bersistem ramah lingkungan menjadi kebutuhan untuk menjaga bumi dari dampak yang tidak diinginkan. Oleh karenanya, terdapat pengembangan sistem proteksi kebakaran dengan fokus pada bahan dan teknologi yang lebih ramah lingkungan. Untuk penerapannya melalui pemilihan bahan pemadam api ramah lingkungan menjadi prioritas.
    6. Penggunaan Drone untuk Inspeksi
      Area yang sulit dijangkau bisa diakses melalui penggunaan drone untuk inspeksi rutin, sekaligus pemeliharaan sistem proteksi kebakaran. Drone dalam kerjanya bisa menjangkau dan memberikan data visual secara akurat.
    7. Penggunaan Teknolgi Internet of Things
      Integrasi sensor-sensor kebakaran dengan jaringan Internet of Things (IoT) agar bisa menciptakan sistem proteksi kebakaran yang terhubung. Akibatnya memungkinkan pertukaran data secara real-time dan analisis prediktif.
    8. Sensor yang Tahan Terhadap Kondisi Ekstrim
      Kondisi ekstrim membutuhkan sensor yang tahan dalam pengoperasiannya. Kondisi ekstrim bisa pada suhu rendah, dimana umumnya terjadi pada fasilitas produksi LNG. Dalam rancangan sensor meski pada kondisi ekstrim, tapi tetap beroperasi secara optimal.

Kesimpulan

Sistem proteksi kebakaran dalam kilang produksi LNG memang penting dihadirkan. Untuk itu juga harus melibatkan proses kompleks dengan melibatkan manipulasi gas alam cair yang sangat dingin dan mudah terbakar. Oleh karenanya dalam pengoperasian membutuhkan sistem proteksi kebakaran yang aman untuk keamanan personel, perlindungan fasilitas dari kerusakan, kebocoran gas dan ekspansi LNG dapat dicegah, ledakan dicegah dengan pemadaman cepat, dampak lingkungan negatif diminimalkan, bisa dilakukan pemeliharaan kontinuitas operasional, sekaligus juga kepatuhan regulasi dan standar keselamatan. 

Untuk itu, dalam perkembangan teknologi dan kondisi yang tidak bisa diprediksi secara pasti diperlukan peningkatan standar keselamatan di lingkungan kerja. Namun hal itu harus dibarengi dengan kerja sama dan tanggung jawab menyeluruh. Caranya dengan komitmen dalam melindungi satu sama lain di dalam proses kerja, dengan memprioritaskan keselamatan untuk keberlanjutan ke depannya. 

 

 

Referensi

https://radarbontang.com

https://satpolpp.slemankab.go.id

 

5/5 - (1 vote)
Anda Mungkin Juga Suka:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Artikel Terkait